Jakarta, Gatra.com - Kemampuan berpikir kritis merupakan paradigma utama pada masa depan pendidikan. Pemecahan masalah sebagai muara dari pola pikir kritis pun dinilai sudah makin perlu untuk diajarkan kepada generasi muda.

CEO Tesla Motors, Elon Musk mengatakan, bahwa dirinya sepakat bahwa pemikiran kritis adalah bekal yang sangat penting dimiliki generasi muda. Menurut Elon, dengan daya pikir kritis, seseorang bisa dengan cermat menganalisa sebuah permasalah. Mulai dari alat apa yang digunakan hingga bagaimana merancang sebuah proses dari penyelesaian masalah tersebut.

Baca Juga: Perkuat Kesehatan Global, Presidensi G20 Indonesia Sepakati Dana Pandemi

“Pendidikan di masa depan pun harus seperti itu," ujar Elon saat hadir secara virtual dalam giat Intergenerational Dialogue for Our Emerging Future di rangkaian kegiatan G20 di Bali, Senin (14/11).

Pandangan Elon, pun disepakati oleh Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim yang hadir sebagai moderator. Nadiem setuju, bahwa peningkatan daya kritis merupakan bekal yang harus dimiliki generasi muda sejak dini.

Hal itu juga yang mendorong pihaknya dalam menggagas sebuah kebijakan pendidikan. Nadiem mengatakan, salah satu kebijakan yang berparadigma memunculkan daya pikir kritis pun hadir saat pihaknya mengganti tes berbasis mata pelajaran (Ujian Nasional) dengan tes berbasis kompetensi literasi, numerasi, karakter, dan lingkungan sekolah (Asesmen Nasional).

Baca Juga: Komitmen dari KTT G20, Pemprov Bali Akselerasi EBT Targetkan Daya 154,8 MW

“Salah satunya agar anak-anak kita dapat berpikir kritis," tegas Nadiem.

Disamping memberiokan pandangan terkait masa depan pendidikan, Elon pun berkesempatan untuk berbagi petuah karir untuk para mahasiswa. Salah satunya, Elon memberi bocoran satu bidang keilmuan yang nantinya akan makin dibutuhkan.

“Jawabannya adalah Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) dan energi berkelanjutan," jawab Elon.