Jakarta, Gatra.com - PT MRT Jakarta menerima dana hibah studi kelayakan usulan inisiatif energi baru terbarukan (EBT) dari Pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui United States Trade and Development Agency (USTDA).
Penerimaan dana hibah tersebut diawali dengan penandatanganan dokumen perjanjian hibah oleh Direktur Utama PT MRT Jakarta, Tuhiyat, dan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Sung Yong Kim, pada Ahad (13/11) kemarin di Hotel Rimba, Bali.
Direktur MRT Jakarta, Tuhiyat menyebut pihaknya akan menerima dana hibah dari USTDA sebesar US$709.630 (sekitar Rp10.997.810.258,50) yang akan digunakan untuk menyusun kajian teknis dan ekonomis terkait penerapan EBT dan konservasi energi MRT Jakarta.
"Melalui proses seleksi yang ketat dalam Program Global Partnership for Climate Smart Infrastructure, proposal MRT Jakarta terpilih sebagai program yang akan didanai melalui hibah," ungkap Tuhiyat dalam keterangannya, Senin (14/11).
Ia mengatakan, kajian atau studi yang akan dilakukan MRT akan dilakukan pada potensi penggunaan ETB dalam operasional MRT Jakarta. Misalnya, kata Tuhiyat, yakni penggunaan panel surya di atas stasiun dan depo sehingga mendorong efisiensi energi.
"Inisiatif EBT oleh MRT Jakarta ke depannya akan menjadi model bagi operator transportasi lainnya di Indonesia dan Indo-Pasifik," ungkap Direktur USTDA, Enoh T. Ebong.
Enoh menjelaskan bahwa transportasi publik menjadi hal penting bagi Indonesia dalam kontribusi terhadap perubahan iklim.
Menurutnya, dukungan dana hibah dari USTDA terhadap proyek inovatif MRT Jakarta terkait EBT menjadi penghubung antara teknologi termutakhir dan solusi pintar berbasis perubahan iklim yang dikembangkan perusahaan-perusahaan AS.
Sebagai informasi, PT MRT Jakarta menargetkan penggunaan 100 persen EBT dalam operasionalnya di tahun 2035. Sejauh ini baru 10 persen dari penggunaan listrik PT MRT Jakarta berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) PLN Kamojang di Garut, Jawa Barat.
Sebelumnya, General Manager PLN Unit Induk Daerah Jakarta Raya Dodi Pangaribuan menuturkan bahwa MRT Jakarta telah mendapat sertifikat renewable energy (REC) dari PLN karena menjadi salah satu pengguna energi terbarukan terbesar di Jakarta.
"MRT sebagai pengguna listrik salah satu yang terbesar di Jakarta tentu kami sangat berkomitmen untuk memberikan support," ungkapnya.
REC, kata Dodi, menjadi bukti bahwa energi listrik yang digunakan MRT berasal dari pembangkit listrik EBT. Salah satunya mendapat pasokan listrik dari pembangkit listrik panas bumi (PLTP) di Kamojang, Garut.