Bali, Gatra.com- Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincet Piket mendorong pelaksanaan KKT G20 di Bali dapat meningkatkan Produk Dosmetik Bruto (PDB) dan transisi energi berkelanjutan bersama seluruh negara anggota. “Harus dapat meningkatkan PDB bersama karena 80% PDB terwakili dalam satu ruangan di Bali dalam waktu dekat," kata Vincent dalam diskusi daring yang diadakan Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) Minggu (13/11).
Selain itu, menurutnya, harus meningkatkan transisi energi berkelanjutan, baik itu di sektor manufaktur serta sektor lainya seperti transisi digital. "Itu yang kita kejar dan akan banyak diskusikan,” ujarnya menegaskan. Baca juga: AS-Indonesia Sepakati Kerangka Kerja Sama Percepatan Transisi Energi Terbarukan
Sementara terkait kebijakan iklim, kata Vincent, Uni Eropa (UE) sendiri merupakan pemimpin utama sekaligus penentu trend untuk seluruh dunia. Karena itu, transisi energi merupakan kunci utama yang harus dirumuskan dalam pergelaran G20 di Bali.
“Kita perlu menyelesaikan krisis iklim nomor satu. Karena itu transisi energi adalah kunci. Sebap itu kita harus menghadapai kerawanan energi yang sedang terjadi. Kita lihat di Eropa sekarang, akibat perang Rusia-Ukraina. Bahkan di1 luar Eropa juga terpengaruh karena harga minyak dan gas yang melonjak tinggi," katanya. Baca juga: Transisi Energi Diterapkan, Biaya Hidup Meningkat
Karena itu, ada beberapa hal yang harus dilakukan. Menurut Vincent untuk menghindari goncangan tersebut sehingga perekonomian dunia tetap berjalan. Pertama, harus menghindari kerawanan energi dan kedua memastikan negara-negara termiskin di dunia tidak kelaparan. Masalah Transisi Energi, Vincent juga menyampaikan, masalah energi akan menjadi topik penting. Dia menyebut terutama pada sektor energi bebas batu bara. Hal terebut tidak terkecuali di Indonesia yang berpartisipasi di dalamnya.
Ia lantas mengingatkan agar segera bertransisi dari karbon tinggi ke karbon rendah, hingga akhirnya ke nol karbon. Momentum KKT G20 diharapkan akan menghasilkan kesepakatan bersama antara Indonesia dan sejumlah negara Internasional khusus mengenai transasi energi, termasuk energi batu bara yang berkeadilan.
UE sendiri dalam kesempatan G20 nanti akan membagikan pengalamannya sebagai bentuk kontribusi transisi energi demi mencapai ekonomi hijau. "Ada beberapa hal yang akan kami bagikan ke anggota G20. Seperti menghentikan produksi kendaraan berbahan bakar bensin dan diesel," tegas Vincent. Baca juga: Saatnya Lakukan Transisi Energi Bersih
Hal ini, kata Vincent, bisa dilakukan dimulai tahun 2035 dan seterusnya adalah salah satu contohnya. Contoh lain, harmonisasi pengisi daya listrik ponsel, sepeda dan lain-lain. "Sejak tahun 2020 kami telah menggunakan satu pengisi daya untuk mengurangi sejumlah besar limbah yang tidak diperlukan dalam kondisi ekonomi saat ini," tutupnya.