Jakarta, Gatra.com - Menteri Sosial Tri Rismaharini merespons penganugerahan kelima tokoh laki-laki sebagai Pahlawan Nasional. Sebelumya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (7/11) lalu telah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada lima tokoh laki-laki.
"Saya juga mikir kenapa nggak ada yang nyodorkan (tokoh) perempuan ya? Tapi kan itu semua dari daerah yang mengajukan," katanya saat ditemui usai Peringatan Hari Pahlawan 2022 di Taman Makam Pahlawan, Kamis (10/11).
Tahun ini, pemerintah menetapkan lima tokoh yang diberikan gelar pahlawan nasional dalam rangka Hari Pahlawan Tahun 2022. Kelimanya adalah:
1. Almarhum Dr. dr. H. R. Soeharto, dari Jawa Tengah;
2. Almarhum KGPAA Paku Alam VIII, dari Daerah Istimewa Yogyakarta;
3. Almarhum dr. R. Rubini Natawisastra, dari Kalimantan Barat;
4. Almarhum H. Salahuddin bin Talabuddin, dari Maluku Utara; dan
5. Almarhum K.H. Ahmad Sanusi, dari Jawa Barat.
Risma menyebut bahwa proses pengajuan nama tokoh dilakukan oleh daerah. Ketika ada daerah yang mengajukan nama, baru tokoh tersebut dibahas bersama sebelum akhirnya diajukan ke Jokowi.
Risma turut mengatakan bahwa proses penyaringan masih dilakukan usai pengajuan diserahkan.
"Memang pengajuan dari daerah, bukan hanya kami. Jadi saya hanya membahas kalau ada daerah yang mengajukan, kita bahas di tim. Kemudian kita ajukan ke penganugerah gelar itu yang ada di sekretariat presiden. Nah itu menyaring lagi, bukan hanya di kami," ucapnya.
Selama ini, Risma menilai perempuan telah berperan sejak zaman penjajahan. Salah satunya, peran Cut Nyak Dien yang terus berjuang meskipun dalam kondisi buta.
"Menurut saya perannya luar biasa. Bagaimana Cut Nyak Dien berjuang saat itu meskipun dalam kondisi buta, tetap berjuang terus. Kemudian banyak pejuang-pejuang yang sebetulnya kita tidak kira kekuatan mereka sebegitu kuat meskipun mereka kaum perempuan," katanya.