Home Hukum Dicecar Jaksa, Jawaban ART Ferdy Sambo Bikin Tertawa Pengunjung Sidang

Dicecar Jaksa, Jawaban ART Ferdy Sambo Bikin Tertawa Pengunjung Sidang

Jakarta, Gatra.com- Asisten Rumah Tangga (ART) Ferdy Sambo, bernama Diryanto alias Kodir, mendapat cecaran dari Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam sidang pemeriksaan saksi-saksi terhadap terdakwa pembunuhan Brigadir J, Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf, pada Rabu (9/11).

JPU menilai, kesaksian Kodir yang mengklaim dirinya tak mengunci pintu rumah dinas Ferdy Sambo di Komplek Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada saat meninggalkan rumah tersebut dan bertolak ke kediaman pribadi Ferdy Sambo di Jalan Saguling III, Jakarta Selatan, pada hari kematian Brigadir J, pada Jumat (8/7).

Kodir pun berdalih bahwa ada CCTV yang dapat menjamin keamanan dari rumah tersebut, sehingga rumah itu tak perlu ia kunci. Padahal, di sisi lain, Kodir juga mengatakan bahwa CCTV ITU telah mati sejak Rabu (15/6) silam.

"Kamu bilang CCTV rusak tanggal 15 (Juni)? Kenapa kamu enggak kunci saja, (dan malah beralasan) karena sudah merasa aman?" cecar JPU dalam persidangan.

Kodir kemudian berdalih bahwa ia tak mengunci pintu karena saat itu ia hanya akan pergi sebentar, yakni untuk mengambil makanan. Pernyataan itu justru kembali disoroti JPU. Mengingat, alasan itu berbeda dari alasan Kodir sebelumnya, yang menyinggung tentang keterjaminan keamanan akibat adanya CCTV.

"Kesaksian kamu (mengatakan kamu) mengetahui CCTV tanggal 15 Juni itu sudah rusak. (Katamu), 'Saya aman meninggalkan rumah karena dikunci, karena ada CCTV'. Sekarang (saya minta) kejujuranmu, saya bilang, CCTV hidup apa enggak?" cecar JPU lagi.

Kodir pun tetap teguh pada jawabannya. Ia kembali mengatakan bahwa CCTV di rumah dinas Ferdy Sambo sudah mati pada saat itu. "Setahu saya sudah mati," ujar Kodir.

Kesaksian itu rupanya tak dapat memuaskan JPU. Oleh karenanya, Kodir pun kembali mendapatkan cecaran dari JPU. "Kalau (CCTV) mati, kenapa kamu terangkan begitu?" tanya Jaksa lagi.

Mendengar pertanyaan itu, Kodir pun terdesak dan tidak dapat memberikan keterangan lebih lanjut mengenai alasan mengapa ia tak mengunci pintu meski sudah tahu bahwa CCTV tersebut sudah mati. Ia juga tak dapat menerangkan maksud dari pernyataannya mengenai keamanan rumah karena adanya CCTV.

"Siap, salah," ujar Kodir pelan, setelah didesak oleh pertanyaan JPU. Jawaban singkat itu pun mengundang gelak tawa dari seluruh peserta sidang.

Sebelumnya, Kodir juga mendapat cecaran JPU karena ia melapor kepada Kuat Ma'ruf setelah ia selesai membersihkan rumah dinas Ferdy Sambo di Komplek Polri Duren Tiga. Padahal, ia juga mengaku bahwa hanya dirinyalah yang menempati rumah tersebut, dan Kuat Ma'ruf pada saat itu bekerja di rumah Ferdy Sambo di Magelang, Jawa Tengah.

"Kenapa hari itu kamu spontan inisiatif lapor ke Kuat?" cecar JPU yang sama, dalam kesempatan sebelumnya.

Kodir pun bersikeras bahwa pada saat itu, dirinya hanya spontan melapor pada Kuat Ma'ruf. Ia pun menekankan bahwa tindakannya itu tak didasari maksud apapun. "Tidak ada maksud yang lain, hanya spontan saja, Ibu," jawab Kodir.

Kesaksian itu dianggap janggal oleh JPU. Mengingat, pada saat itu, Brigadir J lah yang memegang posisi sebagai Kepala Rumah Tangga (Karungga) di kediaman Ferdy Sambo. Dengan kata lain, Brigadir J adalah orang yang seharusnya bertanggung jawab terkait ART dan ajudan Ferdy Sambo.

Terlebih, ia justru memilih melapor pada Kuat Ma'ruf, meski ada ajudan maupun ART lain yang tinggal di rumah Ferdy Sambo di Jakarta. Contohnya seperti security Damianus Laba Kobam alias Damson yang menetap di kediaman pribadi Ferdy Sambo di Jalan Saguling III, Jakarta Selatan. "Kenapa harus Kuat?" desak JPU.

"Karena sudah kebiasaan kalau (dari) Magelang itu, kalau dari luar kota, (pasti) isolasi," ujar Kodir kembali memberi pembelaan.

Kodir sebelumnya sempat menyebut rumah dinas Ferdy Sambo di Komplek Polri Duren Tiga, yang pada akhirnya menjadi lokasi eksekusi Brigadir J, pada dasarnya adalah tempat untuk menyimpan barang-barang dan lokasi isolasi mandiri.

Kendati demikian, jawaban Kodir itu rupanya tak cukup membuat puas JPU. Ia pun kembali didesak dengan pertanyaan baru, yang mana mengaitkan laporan tersebut dengan grup WhatsApp khusus ajudan laki-laki di rumah Ferdy Sambo yang diberi nama "ABS" alias Anak Buah Sambo.

"Kemarin, (katanya) kamu punya WhatsApp group yang namanya ABS (Anak Buah Sambo)? Siapa saja (yang ada) di situ? Di BAP kamu bilang, (ada) kamu sendiri, Kuat Ma'ruf, Ricky Rizal, Brigadir J, Saddam, Somad, Damson. Nah kenapa kamu enggak lapor di sini (di grup)?" desak JPU.

Pertanyaan itu pun membuat Kodir tak mampu berdalih lebih lanjut. Ia hanya menegaskan bahwa ia memang tidak melaporkan hal tersebut di grup tersebut. "Tidak," jawab Kodir singkat.

Untuk diketahui, Kodir merupakan salah satu dari enam terdakwa yang dihadirkan dalam sesi kedua sidang pemeriksaan saksi-saksi terhadap Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf, pada Rabu (9/11). Kelima saksi lainnya adalah ART Susi dan Abdul Somad, Security Ferdy Sambo bernama Alfonsius Dua Lurang dan Damianus Laba Kobam alias Damson, dan Security Komplek Polri Duren Tiga Marjuki.

189