Jakarta, Gatra.com - Polri selaras dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang menyatakan kasus gagal ginjal akut menyerang ratusan anak di Indonesia mulai menurun.
"Betul, jadi kalau untuk penurunan yang kasus baru kan memang di samping ada upaya investigasi, ya tapi juga ada upaya pencegahan itu yang paling penting," kata Direktur Tindak Pidana Tertentu (Dirtipidter) Bareskrim Polri Brigjen Pipit Rismanto saat dikonfirmasi, Rabu, (9/11).
Pipit mengatakan pencegahan itu merupakan kewenangan Kemenkes dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sedangkan, Bareskrim Polri berwenang melakukan penindakan. Namun, kata dia, Polri juga ikut melakukan pencegahan dengan memitigasi.
Baca Juga: Polri: 175 Sampel Urin Kasus Gagal Ginjal Akut akan Diperiksa
"Apa yang menjadi penyebab, termasuk mendatangkan obat-obatan yang diduga bisa membantu itu (pemulihan pasien)," kata Pipit.
Langkah lain, kata dia, menarik obat-obatan yang menggunakan bahan tambahan mengandung etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG). Penarikan di sejumlah apotek itu dilakukan BPOM bekerja sama dengan Polri.
"Itu kan penarikan salah satu pencegahan juga," kata dia.
Baca Juga: Polri Gelar Perkara Kasus Gagal Ginjal Akut
Juru bicara Kemenkes M Syahril mengatakan tidak ada kasus baru gagal ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) pada anak per Minggu, (6/11). Dalam satu minggu terakhir, tren kasus baru dan kematian akibat GGAPA pada anak menurun.
"Sangat bersyukur kita, jadi pada tanggal 6 November update-nya itu tidak ada kasus yang terlaporkan," ujar M. Syahril dalam konferensi pers, Senin, (7/11).
Kasus gagal ginjal akut misterius (acute kidney injury/AKI) yang menyerang anak-anak kini mencapai 324 kasus per Minggu, 6 November 2022. Dari jumlah tersebut, 195 anak meninggal dunia.
Kemudian, 102 anak sembuh dan 27 anak masih dirawat di rumah sakit. Ratusan anak meninggal diduga kuat akibat meminum obat sirop tercemar etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).