Jakarta, Gatra.com - Batam Logistic Ecosystem (BLE) mendukung konektivitas business-to-government-to-government (B2G2G) untuk menjembatani integrasi layanan dan pelaku usaha.
“Kolaborasi sistem layanan logistik baik internasional maupun domestik antarpelaku kegiatan logistik di sektor pemerintah dan swasta serta kemudahan transaksi pembayaran terkait proses logistik,” kata Ariastuty Sirait dalam presentasi acara BP Batam bertajuk “Pertumbuhan & Pembangunan di Batam" di Jakarta, awal pekan ini.
Terdapat empat Kementerian/Lembaga yang turut andil dalam konektivitas tersebut, antara lain Badan Pengusahaan (BP) Batam, Kementerian Perhubungan, Indonesia National Single Window (INSW), dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Integrasi layanan berfungsi sebagai penataan pelabuhan dan integrasi layanan kepelabuhan dengan adanya layanan STS/FSU, PKKA/SPB dan Autogate System.
Pelaku usaha dalam konektivitas tersebut berperan dalam simplifikasi dan harmonisasi sistem layanan/fasilitasi industri dan investasi dengan sinergi antar K/L.
Konektivitas B2G2G oleh BLE antar-Kementerian/Lembaga terdiri dari dua koneksi, yaitu Kementerian Perhubungan dengan INSW dan BP Batam dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Usai B2G2G, terciptalah konektivitas G2B2B yang melibatkan asuransi+keuangan, warehouse platform, shipping platform, terminal operator platform, depo container, trucking platform dan platform logistik lainnya.