Asahan, Gatra.com- Kabupaten Asahan, Sumatera Utara dikepung banjir akibat luapan air sungai silau Asahan. Banjir meluas hingga ke sejumlah kecamatan dan merendam ribuan warga. Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Asahan menyebutkan hampir lima ribu kepala keluarga terdampak banjir.
Sekretaris Dinas Kominfo Pemkab Asahan, Arbin Tanjung mengatakan, data terakhir ini berdasarkan data dari laporan BPBD Pemkab Asahan per 7 Nopember 2022. "Menurut data ini sempat dibeberapa titik banjir terjadi surut. Tapi pada sore hari per 7 Nopember air kembali meluap,"ujarmya kepada Gatra.com Selasa malam (8/11).
Banjir yang mengepung kabupaten Asahan ini telah terjadi dua kali dalam sepekan. Dari data yang dirilis BPBD itu, banjir luapan dari anak sungai Asahan tersebut meluas hingga ke-48 desa dan kelurahan di 17 kecamatan. Terdapat 4,819 kepala keluarga yang terdampak banjir atau 17,927 jiwa. Dari jumlah ini, sebanyak 409 KK atau 1,585 jiwa terpaksa mengungsi. Ketinggian banjir maksimal mencapai 1-2 meter di dua desa yakni desa Sei Silau Timur dan Sei Silau Barat kecamatan Buntu Pane.
Pemkab Asahan menyatakan, dari lima ribuan KK yang terdampak banjir tersebut, sebanyak 389 KK atau 1,504 jiwa diantaranya terpaksa mengungsi di 15 unit tenda penampungan yang didirikan oleh pemerintah daerah setempat yang tersebar di 8 titik desa/kelurahan. Sedangkan untuk bantuan kemanusiaan, Pemkab Asahan hanya menyalurkan kurang dari 1 ton beras, 5,400 butir telur, 85 dus mie instan, 170 liter minyak goreng serta sejumlah kebutuhan lainnya.
Sementara itu di kelurahan Bunut Barat, kecamatan Kisaran Barat, warga terpaksa mendirikan dapur umum secara swadaya. Kelurahan ini menjadi salah satu daerah rawan banjir karena terletak di pinggiran hilir sungai Bunut Kisaran anak sungai Silau Asahan. Namun, meski menjadi daerah langganan banjir, bencana banjir yang sering terjadi di daerah ini sering luput dari perhatian pemerintah daerah. Padahal jarak dari lokasi titik banjir ke kantor Bupati Asahan itu tak kurang hanya dari 3 kilometer. "Kami disini tak pernah dapat bantuan apapun dari pemda,"kata Iwan, warga jalan Kepiting Kelurahan Bunut Barat.
Hingga tadi malam berita ini diturunkan, ratusan rumah warga di kelurahan tersebut masih terendam banjir. Bahkan seorang warga, Agus, 52, terpaksa naik ke atas atap beranda rumahnya. Karena seluruh sudut rumah dan perabotnya terendam banjir.
Supir dumptruck ini menggunakan truknya sebagai tangga untuk naik ke atas atap beranda rumahnya ditemani seorang cucu laki-lakinya dengan membawa bantal. "Ya, mau macam mana lagi. Rumah sudah terendam. Tidak usahkan meletakkan badan, meletakkan kaki pun sudah tak bisa. Kalau tak hujan malam ini, ya saya rencana tidur disini saja,"ujarnya.