Sukoharjo, Gatra.com – Kawanan kera liar masih saja menyerang permukiman dan perkebunan milik warga di beberapa dukuh di Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo. Munculnya kera ekor panjang tersebut lantaran kurangnya bahan makanan di hutan.
Kepala Desa Ngreco, Saimin mengatakan, ada sembilan dukuh yang kerap kali lahan milik warga diserang kawanan kera. Yakni Dukuh Klampok, Ngreco, Blumbang, Tegalombo, Sidowayah, Candi, Sambirejo, Mitran, dan Gemawang.
“Itu daerah perbatasan semua, yang paling berdampak di Sidowayah karena ada Gunung Taruwongso,” katanya saat ditemui di kantornya, Selasa (8/11/2022).
Kawanan kera ini kerap kali muncul di pemukiman warga. Selain mengambil makanan di kebun saja, beberapa kera sudah berani masuk kedalam rumah warga “Berkoloni, dan tiap hari. Kalau musim kemarau ngamuk, masuk ke rumah warga,” ujarnya.
Mirisnya, Desa Ngreco yang dikenal sebagai penghasil singkong dan kacang-kacangan, namun sejak 10 tahun terakhir masyarakat memutuskan tidak kembali menanam lantaran kalah dengan kawanan kera tersebut. “Dulunya penghasil singkong dan kacang tanah, sekarang sudah tidak ada tanamannya karena tidak aman dengan binatang itu, habis semua,” terangnya.
Bahkan pohon pepaya menjadi sasaran empuk kawanan kera itu. Sebab selain menyasar buahnya, mereka juga doyan daun pepayanya. “Kanan kiri rumah warga ketika ada pohon pepaya, ya sudah, yang punya cuma bisa melihat saja,” bebernya.
Menurutnya, jika kawanan kera ini melihat kaum hawa, maka tidak segan-segan akan menyerang. Namun berbanding terbalik jika melihat kaum adam. Kendati demikian hingga saat ini belum ada warga yang menjadi korban keganasan kawanan kera tersebut.
“Kalau sama piyayi putri wani, nguyak. Tapi kalau sama piyayi kakung tidak,” ucapnya.
Dia mengaku, sudah melaporkan peristiwa ini ke Dinas Pertanian dan Perikanan (Dispertan) Kabupaten Sukoharjo. Namun sayangnya laporan tersebut tak kunjung mendapat respon.
Giyanti Warga Dukuh Sidowayah RT 01/RW 06 Desa Ngreco, Kecamatan Weru, mengatakan, kawanan kera setiap hari muncul dipemukiman warga. “Nyerangnya gerombolan, kalau di plinteng (ketapel) atau tahu yang bawa tembak lari,” ujarnya saat menunggu pisang yang dijemur di depan rumahnya.
Meski kerap kali muncul di pemukiman, namun kawanan kera ini tidak pernah menyerang warga. Sebab yang mereka butuhkan hanyalah makanan. “Telur ayam mentok dihabiskan, pohon jambu mangga juga dipanjati. Dulu kebun-kebun ditanami sekarang sudah tidak,” imbuhnya.
Terpisah Kepala Dispertan Kabupaten Sukoharjo, Bagas Windaryatno, mengatakan, tahun lalu pihaknya mendapat laporan adanya kawanan kera yang muncul ke pemukiman warga.
“Kalau tahun lalu saya mendengar, tapi saat ini saya belum mendengar untuk serangan monyet. Coba nanti saya cek dulu ke teman-teman yang ada di lapangan dan kita coba cari solusi untuk mengantisipasi atau meminimalisir dari upaya adanya serangan itu,” tandas Bagas.