Jakarta, Gatra.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, sejak penghentian pemberian resep obat di rumah sakit (RS) guna mengantisipasi lonjakan gagal ginjal akut pada anak, berdampak pada penjualan obat yang turun drastis.
“Jadi, sejak kami stop pemberian resep di RS guna mengatasi gagal ginjal akut, dan penjualan di apotik itu turun drastis sekali,” kata Budi, usai Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR RI di Gedung Nusantara DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, (7/11).
Ia menyampaikan bahwa dari jumlah kasus mingguan yang mencapai 50-60 kasus, saat ini, terhitung pada 1 November sudah tidak ada lagi yang masuk ke rumah sakit.
“Yang tadinya banyak kayak RSCM, sarjito kemudian di bali sekarang sudah tidak ada lagi pasien yang baru, sehingga kita merasa yakin bahwa kondisinya yang baru sudah terkontrol,” lanjutnya.
Budi menyebutkan sekarang hanya menjaga 25 pasien yang masih dalam perawatan. “Sejak kita kasih Fomepizole, ini sebelumnya kan fatality ratenya kan 60 persen sekarang hampir semuanya sembuh. Jadi, kita tinggal jaga yang dirawat ini jangan sampai kena,” tegasnya.
Budi merasa sedih dengan adanya kematian anak, balita, sehingga pemerintah harus tanggung jawab bagaimana caranya supaya kesehatan masyarakat terjadi.
“Nah fokus pemerintah pastikan jangan terjadi korban. Bukannya kita mau lempar-lemparan, enggak sama sekali. Saya pribadi tau waktu saya masih isoman, 9 September, saya tau tuh saya isoman. Tgl 10 September masih isoman kita sudah meeting. Dari 10 September kita ambil keputusan 18 September. Jadi 1 minggu. Apa bisa lebih cepat? Ya mungkin bisa, cuma di awal-awal kita terus terang tidak tahu itu penyebabnya apa,” jelasnya.