Home Internasional Cegah Daya Rusak Terorisme KBRN di Asia Tenggara, AS Latih Indonesia dan Malaysia

Cegah Daya Rusak Terorisme KBRN di Asia Tenggara, AS Latih Indonesia dan Malaysia

Denpasar, Gatra.com – Kantor Urusan Senjata Pemusnah Massal Terorisme (WMDT) Departemen Luar Negeri AS, bersama dengan mitra Merrick & Company dan At-Risk International melatih para pemangku kepentingan di Indonesia dan Malaysia di Denpasar, Bali dari 31 Oktober hingga 4 November 2022.

Pelatihan tersebut menggunakan asesmen penyelidikan terhadap ancaman berbasis perilaku guna mencegah, mendeteksi, dan melumpuhkan terorisme yang menggunakan unsur Kimia, Biologi, Radiologi, dan Nuklir (KBRN).

Program lima hari ini melibatkan 36 pembuat kebijakan kontra terorisme, penyidik dalam penegakan hukum, ahli teknis KBRN, dan para jaksa. Peserta menerima pelatihan komprehensif yang dirancang untuk memperkuat kemampuan investigasi penegakan hukum guna mencegah dan merintangi para pelaku kriminal dan teroris untuk memperoleh material KBRN yang bisa dijadikan menjadi senjata.

Sepanjang program, para peserta belajar bagaimana menggunakan pendekatan berbasis komunitas asesmen dan manajemen ancaman perilaku (BTAM) untuk mengidentifikasi dan mencegah percobaan teroris bersenjata pemusnah massal (SPM). BTAM memungkinkan aparat penegak hukum bekerja sama dengan pemangku kepentingan di berbagai bidang untuk mengidentifikasi, melakukan asesmen, dan mengelola ancaman para individu yang menunjukkan niat atau kapasitas melakukan tindakan kekerasan.

Pelatihan memberikan pemahaman yang lebih baik kepada para peserta tentang faktor risiko dari individu dan perilaku mencurigakan yang biasanya mendahului tindakan kekerasan yang ditargetkan, dan bagaimana menerapkan pendekatan tersebut untuk mencegah tindakan terorisme dengan menggunakan SPM.

“Sangat sering bukti percobaan teroris atau aktor non-negara lainnya dapat menjadi jelas setelah serangan,” kata pejabat direktur WMDT Deplu AS, Constantinos Nicolaidis.

Nicolaidis mengatakan, terorisme menebar ancaman akan potensi yang menghancurkan dan menggunakan material KBRN. “Menunggu untuk bertindak hingga setelah terjadinya sebuah serangan adalah terlambat; kemampuan untuk terlibat secara proaktif dalam celah antara kekhawatiran dan kejahatan dan juga mengelola ancaman sangatlah penting,” ujarnya.

Diketahui, kelompok teroris beroperasi secara global, termasuk di Asia Tenggara, dan telah lama berkeinginan mengembangkan dan menggunakan kemampuan terkait senjata pemusnah massal. Pada saat yang sama, beberapa hambatan untuk memperoleh bahan, peralatan, dan keahlian SPM – terutama untuk serangan teroris kimia atau biologis yang belum sempurna – relatif rendah, dan percobaan teroris dengan SPM bisa sulit dideteksi dan digagalkan.

Departemen Luar Negeri AS bekerja di seluruh dunia untuk memperkuat kemampuan internasional guna mengatasi tantangan dan melawan ancaman serius tersebut. Di mana di kawasan ASEAN, Pemerintah Indonesia dan Malaysia adalah mitra penting dalam upaya penanggulangan terorisme.

292