Jakarta, Gatra.com - Kasus gagal ginjal akut pada anak telah merenggut nyawa 194 jiwa dari 324 kasus yang terdiagnosis per hari ini. Hal ini yang membuat Badan Koordinasi Nasional Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (BAKORNAS LKMI) PB HMI mengadakan aksi unjuk rasa kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"BPOM tidak bertanggung jawab dari tragedi yang terjadi. Ini harusnya sudah menjadi kejadian luar biasa (KLB). Ini sudah menjadi kejadian yang harusnya kita sebagai manusia yang memiliki hati nurani," imbuh Direktur Eksekutif BAKORNAS LKMI PB HMI, Fahmi Dwika kepada wartawan saat berunjuk rasa di depan Gedung BPOM, Jakarta Pusat, Senin (7/11).
Kemudian, Wakil Sekretaris Direktur Partisipasi Pembangunan Kesehatan Nasional, Riski Agussalim Siregar mengungkapkan aksi hari ini sekaligus untuk menuntut 5 tuntutan kepada BPOM.
"Mendesak Penny K. Lukito untuk menyatakan diri mundur atau berhenti dari jabatanya sebagai Kepala BPOM, karena ketidakmampuan serta tidak kompeten dalam menjalankan tugas dan fungsinya," ucap Riski.
Kemudian HMI menuntut pemerintah bertanggung jawab menjamin pemenuhan hak-hak korban seperti pengobatan, fasilitas kesehatan, hingga kompensasi bagi keluarga korban yang meninggal sesuai UU Perlindungan Konsumen.
"Yang ketiga, mendesak pemerintah segera menetapkan kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif tipikal yang menyebabkan kematian pada anak di berbagai daerah di Tanah Air ssebagai Kejadian Luar Biasa (KLB)," tambahnya.
Serta HMI meminta pemerintah agar dilakukan investigasi terpadu terhadap kinerja lembaga negara terkait terutama BPOM dan industri obat-obatan.
"Kami mendesak seluruh elemen gerakan masyarakat dan mahasiswa Indonesia untuk bersolidaritas menuntut pertanggung-jawaban lembaga negara terkait atas persoalan ini," lanjutnya.
Di akhir HMI berharap agar tuntutan tersebut dapat diproses oleh BPOM. Jika tidak, HMI berencana akan menggelar unjuk rasa kembali.
"Dan kami sampaikan apabila 3x24 jam tuntutan kamu tidak dipenuhi, maka kami akan mengorganisir masyarakat dan mahasiswa lain untuk hadir lebih banyak lagi sampai tuntutan kami dipenuhi," tutup Koordinator Lapangan HMI, Muhamad Abni Setiawan.