Jakarta, Gatra.com - Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) kembali menggelar International Ethnic Music Festival yang ketiga kalinya pada November 2022 ini. Gelaran kali ini merupakan yang ketiga setelah pertama kali diselenggarakan pada 2019 lalu.
Ketua Komite Musik DKJ, Azfansadra Karim, menyatakan festival ini diadakan agar apresiasi dan eksplorasi terhadap musik tradisional tetap berjalan di era modern. Walau begitu, ia menampik musik tradisional sepi peminat atau bahkan ketinggalan zaman.
"Katanya kurang apresiasi, tapi ternyata enggak kok. Ternyata masih banyak penerusnya, masih banyak yang mau eksplor," kata pria yang akrab disapa Adra itu dalam konferensi pers di Taman Ismail Marzuki, Senin, (7/11/2022).
Karim menyatakan bahwa festival musik etnik ini bertujuan untuk memberikan ruang kepada musisi tradisional untul unjuk gigi. Ia berharap festival ini biaa membangkitkan gairah di generasi berikutnya.
"Itu kekayaan yang kita punya. Budaya di dunia global ini adalah senjata untuk menghadapi perubahan dunia," kata Adra.
International Music Ethnic Festival kali ini menampilkan sejumlah musisi tradisional, baik dari berbagai daerah di Indonesia hingga musisi tradisional dari luar negeri.
Musisi lokal yang akan tampil meliputi Rapai Pase (Aceh), Timur Jauh (Ternate), Riau Rhytm (Riau), Kadapat (Bali), hingga Sinar Baru (Tangerang). Sementara musisi tradisional internasional meliputi musisi-musisi asal Amerika Latin, yakni Leon Gilberto Medellin dan Victor Hugo (Meksiko) dan Cristina Duque (Ekuador).
Salah seorang personel Kadapat, Barga, mengungkapkan bahwa grupnya bahagia ikut berpartisipasi dalam festival ini. "Festival ini sebuah wadah keresahan dan ruang untuk kami memperluas proyeksi terhadap musik gamelan itu sendiri," katanya.
Sementara itu, musisi tradisional asal Ekuador, Cristina Duque, hendak menampilkan ragam seni musik dan tari yang tersebar di negaranya. "Besok saya juga menari dan menjelaskan musik dan tarian dari negara saya," katanya dengan bahasa Indonesia yang terbata-bata.
Selain itu, Duque hendak juga menyampaikan pesan melalui penampilan musik dan tariannya. Ia menuturkan akan menampilkan unsur-unsur pasca-kolonial dalam penampilannya.
"Ekuador dan Indonesia sangat mirip dari segi sejarah karena kita sama-sama dijajah oleh Eropa," ujar Duque.
International Ethnic Music Festival pada 2022 ini akan digelar secara luar daring (luring) setelah dilakukan dalam jaringan (daring) pada gelaran kedua di tahun lalu. Festival ini akan digelar dua hari berturut-turut pada 7-8 November 2022 di Taman Ismail Marzuki.