Jakarta, Gatra.com - Mayoritas koperasi produsen tempe dan tahu menuntut kenaikan subsidi pembelian kedelai dari Bulog yang semula Rp1.000 per kilogram menjadi Rp3.000 per kilogram.
Sekretaris Jenderal Pusat Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta, Hedy Kuswanto mengakui tuntutan koperasi untuk kenaikan subsidi pembelian kedelai itu muncul saat Rapat Kerja Nasional Gakoptindo bersama Pemerintah pada 30 Oktober - 1 November 2022 lalu di Bogor.
Baca juga: Listrik Tenaga Angin, Gubernur Maunya di Mandalika, Developer Condong di Lotim
"Salah satu keputusannya minta subsidi dinaikkan dari Rp1.000 menjadi Rp3.000," ujar Hedy Kuswanto saat dikonfirmasi Gatra.com, Senin (7/11).
Hedy membeberkan salah satu alasan mengapa para produsen tempe dan tahu ingin subsidi kedelai dinaikkan lantaran harga kedelai relatif semakin naik. Bahkan, di DKI Jakarta, kata Hedy, harga kedelai non subsidi di perajin sudah tembus Rp14.500 per kilogram. Artinya jika pemerintah hanya memberi subsidi Rp1.000 per kilogram, para perajin tetap masih harus mengeluarkan biaya Rp13.500 untuk satu kilogram kedelai.
Kenaikan subsidi pembelian kedelai sebesar Rp3.000 per kilogram saja, kata Hedy, masih belum mampu menurunkan harga tahu dan tempe di konsumen ke posisi ideal.
"Kalau pemerintah menambah subsidi menjadi Rp3.000 saja, produsen masih harus membeli tahu tempe Rp11.500 per kilogram. Padahal idealnya harga tahu tempe di Rp10.000 per kilogram," terangnya.
Baca juga: Kepala SKK Migas Menjadi Pembicara Utama di OGA Exhibitions 2022 Malaysia
Para perajin tempe dan tahu, kata Hedy, menginginkan pemerintah untuk meninjau ulang soal subsidi Rp1.000 per kilogram. Musabab, berdasarkan catatan para koperasi tempe dan tahu pada program subsidi kedelai sebelumnya yang dianggarkan Kementerian Perdagangan selama April - Juli 2022 pun belum tuntas.
"Subsidi dari Kemendag per April sampai dengan Juli 2022 ada Rp800 miliar, tapi yang baru terealisasi baru 10 persen selama 4 bulan,"katanya.
Karena itu, sisa anggaran dari Kemendag yang belum terealisasi pada program subsidi sebelumnya bisa digunakan untuk menambah nominal subsidi pembelian kedelai saat ini yang ditugaskan kepada Bulog.
"Kalau sudah ganti tahun anggaran yang Rp800 miliar tadi sudah tidak bisa lagi di realisasikan," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (National Food Agency/NFA), Arief Prasetyo Adi mengakui adanya usulan para koperasi produsen tempe dan tahu agar subsidi pembelian kedelai naik menjadi Rp3.000 per kilogram.
Kendati, Arief belum bisa memastikan apakah usulan itu akan direalisasikan dalam waktu dekat alias masih dipertimbangkan.
"Memang ada usulan dari perajin tahu tempe untuk memberikan subsidi dinaikkan dari Rp1.000 ke Rp3.000, tetapi hari ini kita sampaikan sabar dulu lah," ujar Arief saat ditemui di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Senin (7/11).
Arief pun memastikan subsidi kedelai Rp1.000 per kilogram tetap akan diberikan kepada koperasi produsen tempe dan tahu hingga 31 Desember 2022. Penyaluran subsidi pembelian kedelai ini, kata Arief selalu dikawal ketat oleh Kementerian Koperasi dan UKM.
"Tapi kita memang siapkan sampai dengan 200 ribu ton (kedelai subsidi) untuk kebutuhan koperasi. Artinya gak usah khawatir, perajin tahu tempe itu tetap mendapatkan subsidi dari pemerintah sampai dengan akhir tahun 31 Desember ini," ucapnya.
Baca juga: KPK Didesak Jemput Paksa Lukas Enembe Usai Mangkir Dua Kali
Adapun Arief mengatakan, untuk stabilitas harga kedelai pemerintah telah menugaskan Bulog untuk melakukan importasi sebanyak 350 ribu ton.
Dengan demikian, pemerintah optimistis langkah itu dapat menekan harga kedelai di tingkat perajin pada akhir tahun ini ke level Rp10.000 per kilogram.
"Yang sudah pesan itu kan Bulog. Saya rasa tinggal tunggu sebentar lagi aja. Sementara ini subsidinya Rp1.000, tadinya kalau Bulog enggak impor bisa dinaikkan (subsidinya jadi Rp3.000). Tapi kalau boleh impor kan, sudah Bulog langsung subsidinya," imbuh Arief.
Adapun berdasarkan Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional mencatat harga kedelai saat ini per 7 November 2022 mencapai Rp14.510 per kilogram.