Jakarta, Gatra.com - Kemendikbudristek memberangkatkan 82 Dosen Vokasi ke Inggris dan Amerika. Nantinya, para dosen vokasi tersebut akan mengikuti Program Magang Penguatan Tata Kelola Perguruan Tinggi Unggul Bereputasi Global melalui Sertifikasi Kompetensi, Sertifikasi Profesi dan Magang Bersertifikat (Sertikom) Tahun 2022.
Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Pendidikan Tinggi Vokasi, Henri Tambunan, menyampaikan, bahwa program ini sejatinya terbagi dalam dua kelompok besar program beasiswa ini, yaitu kelompok Sertikom Dalam Negeri dan Sertikom Luar Negeri.
Untuk skema luar negeri, terpilih 194 dosen vokasi dari PTN dan PTS yang akan melaksanakan program di 13 perguruan tinggi serta industri di empat negara asing, yaitu Inggris, Jerman, Amerika, dan Singapura.
"Karena penting sekali bagi dosen vokasi untuk memiliki sertifikasi profesi. Bukan hanya itu, diharapkan mereka yang diberangkatkan nantinya juga bisa melihat bagaimana tata kelola perguruan tinggi vokasi di kampus unggul dunia," ujar Henri dalam keterangannya, Minggu (6/11).
Selain itu, Henri juga menyebut bahwa peserta harus melewati serangkaian panjang proses seleksi yang sangat ketat untuk terpilih dalam program ini. Beberapa proses yang seperti seleksi administrasi dan substansi, dengan melibatkan 48 orang reviewer nasional.
"Hingga akhirnya, dari sekitar empat ribuan pendaftar, sejumlah 744 dosen vokasi dinyatakan lolos untuk mendapatkan beasiswa program ini, baik skema di dalam maupun luar negeri," bebernya.
Sementara itu, Plt. Sekretaris Ditjen Pendidikan Vokasi, Saryadi, menyampaikan bahwa program ini ditujukan untuk menjawab tantangan dan tuntutan revolusi industri 4.0, yakni dosen pendidikan tinggi vokasi yang dituntut untuk memiliki kompetensi, wawasan, dan pengetahuan terkait perkembangan dan dinamika industri berskala internasional.
Selain memperoleh sertifikasi berskala internasional, selama menjalani program magang di beberapa perguruan tinggi dan industri besar luar negeri, peserta diwajibkan untuk menggali sebanyak-banyaknya pengetahuan, wawasan, dan pengalaman penyelenggaraan proses pembelajaran pendidikan vokasi di perguruan tinggi bereputasi global tersebut.
"Sepulang dari menjalani program magang, pelatihan, dan sertifikasi kompetensi internasional ini, diharapkan dosen tersebut akan menjadi change agent dan leader proyek perubahan dan inovasi bagi perguruan tinggi asal mereka," ujar Saryadi.