Palembang, Gatra.com - Batik tak hanya dikenal di Pulau Jawa karena punya Sentra Batik Tertua, ternyata Kabupaten Belitung Timur yang terletak di Pulau Bangka-Belitung juga memiliki batik khas dari kekayaan rempah.
Kabupaten Belitung Timur ini berkesempatan memperkenalkan batik yang dibawakan oleh Dekranasda lewat Rapat Kerja Nasional Jaringan Kota Pusaka Indonesia (Rakernas JKPI) ke-IX di Kota Palembang.
Pada Karnaval Budaya, Belitung Timur membawa lima jenis batik dengan motif yang memiliki ciri khas dari Belitung Timur sendiri.
Anggota Dekranasda Belitung Timur, Riris yang juga sedang mengenakan batik ini menjelaskan ada lima jenis yang dibawa ke Palembang, kelimanya adalah batik hasil rumahan yang terkenal hingga ke kancah nasional.
"Kalau di sini ada lima kain batik, batik mangrove, batik kater, batik telingsing, batik de simpor, dan terakhir batik remuding," katanya kepada Gatra.com, Sabtu, (5/11).
Perempuan berkerudung itu juga menjelaskan, untuk motif disetiap kain pun rata-rata menggunakan bahan rempah alami, salah satunya adalah batik simpor yang merupakan daun yang hanya tumbuh di Belitung Timur dan rempah-rempah yang juga banyak disana.
"Untuk batiknya ini juga banyak motif, salah satunya bentuk perahu kater yang diukir langsung menggunakan tangan. Lalu juga ada bentuk sahang, nah sahang ini juga banyak di Belitung Timur. Pokoknya kain batik khas kami identik dengan alam dan rempah-rempah yang ada di Belitung Timur," terangnya.
Riris menjelaskan, batik Belitung Timur sendiri dibuat dengan dua jenis bahan pewarna, yaitu yang alami dari akar mangrove dan pewarna tekstil.
"Ini kita ada yang terbuat dari bahan alami seperti akar mangrove atau akar bakau, karena kan banyak hutan mangrove jadi memanfaatkan bahan alami yang ada. Bahan sintesis seperti pewarna tekstil juga pakai, tapi kalau di sini agak susah suplainya makanya lebih ke alami seperti akar bakau itu tadi," jelasnya.
Selain itu, Riris mengungkapkan pembuatan kain batik yang dibandrol dengan harga 200 hingga 500 ribu rupiah ini tersebut dibuat kurang lebih sehari untuk satu kain.
"Nah kalau waktu pembuatannya kira-kira seminggu 7 kain, satu hari bisa satu kain tergantung pewarnaan. Ini kan ada pewarna sintetis, ada yang pewarna secara alami. Untuk harga juga tergantung dengan susah atau tidak motifnya," ungkapnya.
Dalam memperkenalkan batik, Riris mengungkapkan jika batik ini memang didukung penuh oleh pemerintah setempat.
Batik yang didominasi pembuatannya adalah kain dan baju diperkenalkan lewat berbagai cara.
"Untuk sejauh ini kita produksi kain dan baju. Kemarin kita sempat mengadakan fashion show yang juga diikuti oleh Bupati Belitung Timur. Pak Drs. Burhanudin juga ikut memperkenalkan batik khas kabupaten kita," katanya.
Tak hanya itu, Riris juga mengatakan batik ini juga sudah masuk ke sekolah-sekolah di Kabupaten Belitung Timur.
"Beberapa sekolah juga sudah mewajibkan pemakaian batik khas kabupaten kita sendiri, guna mengupayakan masyarakat disini membudayakan agar tidak hilang," pungkasnya.