Jakarta, Gatra.com - Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto, menanggapi video pengakuan dugaan setoran uang tambang ilegal.
Video laki-laki bernama Ismail Bolong mengaku menyetor duit tambang ilegal kepada Kepala Bareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto. Bambang menyebut video pengakuan Ismail Bolong itu tiba-tiba saja dikirimkan oleh sumber tak dikenal atau anonim ke aplikasi pesan WhatsApp-nya.
"Kalau saya melihat video yang disampaikan oleh Ismail Bolong ini merupakan hasil pemeriksaan di internal Kepolisian sendiri," kata Bambang dalam diskusi yang bertajuk "Mengungkap Persengkokolan Geng Tambang di Polisi dengan Oligarki Tambang", di kafe Dapoe Pejaten, Jakarta Selatan, Kamis (3/11).
Baca juga: Diduga Tersandung Kasus, IPW Persoalkan Pengangkatan Andi Rian Jadi Kapolda Kalsel
Tanpa menyebut satuan tugas dan pangkatnya, Bambang menilai Ismail adalah seorang anggota Polri dan video pengakuan Ismail Bolong itu merupakan hasil pemeriksaan yang dilakukan Divisi Propam Polri dalam kasus pengepulan tambang batu bara ilegal.
Terkait setoran dari tambang tersebut, Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso tak memungkiri adanya perang bintang di dalam insitusi Polri. Hal ini tampak dari saling serang para perwira tinggi (Pati) Polri terkait dugaan pelanggaran hukum yang dilakukan.
"Kalau terkait dengan dugaan-dugaan pelanggaran dari kepolisian, para jenderal ini kalau mau dibongkar bukannya tidak bisa," ujar Teguh dalam acara yang sama.
Baca juga: Usai Konsorsium 303, Polri Kembali Diguncang Isu Pemerasan Korban Penipuan Arloji Richard Mille
Menurut Sugeng, masing-masing kubu saling memegang aib satu sama lain dan menyebutkan saling kunci pun terjadi di kalangan para Pati. Termasuk dalam praktik pertambangan ilegal Kalimantan Timur. Kasus ini mencuat ke publik usai seorang anggota polisi berpangkat Aiptu ditangkap karena diduga sebagai pengumpul uang setoran dari tambang ilegal.
"Karena terjadi kesepakatan rupanya bahwa ada uang perlindungan yang memang harus dikelola dan dibagikan secara proporsional di antara petinggi kepolisian lokal di Kaltim dan juga yang di Mabes. Ini yang terekam saya lihat di buku hitam Sambo (Ferdy Sambo)," jelansya.
Teguh menambahkan praktik demikian juga terjadi di wilayah lainnya, termasuk Kalimantan Selatan. Apalagi, kata dia, saat di Kalsel sudah ada Kapolda baru Irjen Andi Rian Djajadi sendiri kerap mendapat sorotan publik terkait gaya hidupnya.
"Apalagi di Kalimantan Selatan sekarang Kapoldanya baru," pungkas Teguh.
Hingga berita ini ditulis, Kepala Bareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto atau Mabes Polri belum memberikan klarifikasi maupun tanggapan atas video pengakuan Ismail Bolong tersebut.