Palembang, Gatra.com - Tarian daerah Kota Bogor, Jawa Barat (Jabar), Tunggul Kawung, turut ambil bagian dalam memeriahkan malam puncak perayaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) ke-IX yang berlangsung di Kota Palembang, Kamis (3/11).
Kota Bogor membawakan tarian tradisional Tunggul Kawung yang merupakan nama lain dari Kota Bogor. Secara Filosofis, Tunggul Kawung diartikan sebagai Tunggul Pohon Aren yang merupakan pohon yang hidup rimbun di Kota Bogor.
Tak hanya sebuah filosofis dalam tumbuhan khas, Ade Suarsa yang merupakan Pimpinan Seni dari Sanggar Edas Kota Bogor, mengatakan bahwa pada tarian tardisional tersebut (Tunggul Kawung) terkandung makna yang dalamdalam.
"Tunggul Kawung ini sendiri adalah istilah terdapat pada bongkahan pohon aren yang menjadi properti besar akan selalu menyertai setiap penampilan tarian tradisional Kota Bogor. Dibawakan khusus oleh penari perempuan dengan cara diangkat," jelasnya.
Adapun pemeran utama dari kesenian tari tersebut sengaja dimainkan oleh kaum hawa menurut Ade, di sini juga mengisyaratkan bahwa jika tarian ini mengangkat peran emansipasi perempuan dalam hal memimpin sebuah negara.
"Dalam peragaan para penari mengangkat Tunggul Kawung itu sendiri, yang juga diibaratkan mengangkat negara. Mengapa harus penari perempuan, karena memang kita mengangkat peran perempuan yang juga berhak memimpin negara menjadi negara yang maju," katanya.
Pelatih seni tari tradisional di Sanggar Etes, ini juga mengatakan jika Tarian Tradisional Tunggul Kawung, ada juga yang menyerupai di daerah lain di Indonesia. Bukan hanya itu, tarian jenis ini juga sudah dikenalkan dan menginjak tanah Asia hingga Eropa.
"Kalau untuk Indonesia, kami sudah tampil diberbagai kota, sampai ujung Bali. Ketika hadir di luar negeri seperti di Itali, Jepang dan Malaysia, kami juga bawakan tarian tradisional ini. Kami ingin mengenalkan bahwa ini adalah tarian khas Kota Bogor, yang punya filosofi mendalam," tuturnya.
Lahir dengan gelar kebangsawanan salah satu Kota Tua di Indonesia, Ade mengatakan jika Kota Bogor, juga menyimpan banyak cerita mengenai tari tradisional yang berbeda dengan kota-kota lainnya.
"Tentunya kesenian disetiap daerah berbeda, kalau di Palembang, tariannya memang lebih agak gemulai karena lahir dari kerajaan. Berbeda dengan kita di Kota Bogor, tariannya agak meriah karena tariannya memang ditarikan atau dibawakan oleh rakyat," katanya.
Tak hanya Tunggul Kawung, Kota Bogor juga membawakan tarian permainan tradisional yang menggambarkan sebuah kebersamaan. Ada beberapa permainan tradisional yang dibawakan dalam bentuk tarian, sehingga pentas seni yang dibawakan oleh Kota Bogor juga mengulang memori di masa lalu.
"Ada permainan bebalonan, pepesingan, kalongking, bakiak panjang, seret upih, panco dengkul," kata Ade.
Palembang dan Bogor, dari penilaiannya memiliki kemiripan pada permainan tradisional. "Tapi di sini, kami angkat lagi sebagai bentuk kelestarian.Karena permainan tradisional itu memiliki falsafa dan filosofi yang menggambarkan kebersamaan," pungkasnya.