Jakarta, Gatra.com - Nilai tukar Rupiah pada perdagangan Kamis sore ditutup melemah 48 poin di level Rp15.695 per Dolar Amerika Serikat (AS). Penurunan nilai tukar Rupiah dipicu indeks Dolar yang terus menguat 0,5 persen hari ini.
Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan indeks Dolar AS hari ini terjadi setelah Bank Sentral (Federal Reserve) resmi menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps) sejak Rabu (2/11) waktu setempat.
"Kenaikan suku bunga AS saat ini berada di level tertinggi sejak krisis keuangan tahun 2008, dan diprediksi juga akan mencapai puncaknya di level yang lebih tinggi dari yang diperkirakan akibat inflasi AS yang sangat tinggi," kata Ibrahim dalam keterangannya, Kamis (3/11).
Meski nilai tukar Rupiah terus digerus Dolar AS, Ibrahim menyebut bahwa rilis terbaru Dana Moneter Internasional (IMF) memposisikan Indonesia ke dalam daftar 10 negara dengan ekonomi terbesar. Dalam rilis IMF itu, Indonesia berada di peringkat ke-7, mengalahkan negara besar seperti Inggris dan Prancis. Adapun acuan yang digunakan IMF yakni berdasarkan tingkat produk domestik bruto (PDB) RI yang tercatat sebesar US$4,02 triliun di tahun 2022.
Ia berujar bahwa capaian gemilang RI dalam data yang disajikan IMF itu, ternyata berbanding terbalik dengan situasi asumsi makro ekonomi Indonesia, di mana semakin terdepresiasinya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS dalam beberapa pekan belakangan.
Oleh karena itu, menurut Ibrahim data IMF itu jangan dijadikan patokan pemerintah untuk bertenang diri di tengah potensi resesi ekonomi yang semakin nyata.
"Hal ini masih perlu dipertanyakan apakah karena PDB Indonesia yang naik ataukah karena negara-negara seperti Inggris dan Perancis ekonominya menurun akibat inflasi yang sedang tinggi-tingginya?," ucap Ibrahim.
Badan Pusat Statistik mencatat inflasi pada Oktober 2022 mencapai 5,71 persen dan beberapa kali Bank Indonesia melakukan penyesuaian suku bunga acuan untuk menyelamatkan nilai tukar Rupiah. Adapun ia menilai bahwa pemerintah tidak merespon cepat atas kondisi perekonomian Indonesia saat ini.
"Hal tersebut terlihat dari sikap Pemerintah yang belum menjelaskan program-program untuk mengantisipasi resesi secara rinci," imbuh Ibrahim.
Ibrahim pun memprediksi nilai tukar Rupiah pada perdagangan besok akan dibuka fluktuatif, namun masih akan ditutup melemah di rentang Rp15.680 - Rp15.740 per Dolar AS.