California, Gatra.com - Elon Musk dikabarkan berencana menghapus sekitar 3.700 pekerjaan di Twitter. Angka tersebut setara hampir setengah dari karyawan perusahaan media sosial yang berbasis di San Fransisco, Amerika Serikat itu.
Langkah tersebut ditengarai guna menekan biaya operasional perusahaan selepas Musk melakukan akuisisi senilai US$44 miliar. Adapun pihak-pihak yang terkena dampak dari kebijakan pemangkasan tersebut akan dikabarkan pada akhir pekan ini.
“Dalam satu skenario sedang dipertimbangkan, pekerja yang diberhentikan akan ditawari uang pesangon selama 60 hari,” tulis salah seorang sumber dilansir dari Bloomberg, Kamis (3/11).
Daftar PHK akan disusun dan diberi peringkat berdasarkan kontribusi individu terhadap Twitter selama mereka bekerja. Penilaian dilakukan oleh personel Tesla dan manajer Twitter.
Kekhawatiran atas pemotongan personel yang tajam sejatinya mulai beredar menjelang pembelian Twitter oleh Musk, ketika sang investor disebut akan menghilangkan 75 persen tenaga kerja, yang mencapai sekitar 7.500 pada akhir tahun 2021. Musk kemudian membantahnya dengan mengatakan luka yang dihasilkan akan begitu dalam.
Selain efisiensi pegawai, Musk turut dikabarkan berencana mengembalikan beberapa kebijakan perusahaan yang lama. Salah satunya, mewajibkan para pekerja bekerja dari kantor, dengan beberapa pengecualian.
Sejumlah pihak menilai, Musk tengah berada dalam tekanan untuk menemukan cara memangkas biaya bisnis Twitter yang menurutnya tergolong berlebihan.
Para pekerja di Twitter telah bersiap menghadapi kemungkinan PHK sejak Musk mengambil alih perusahaan dan segera menggulingkan sejumlah pucuk pimpinan, termasuk CEO Parag Agarwal, CFO Ned Segal dan Chief Legal Officer Vijaya Gadde.
Dalam beberapa pekan terakhir, Musk mulai mengisyaratkan tentang prioritas kepegawaiannya, dengan mengatakan bahwa dia ingin fokus pada produk utama Twitter.
“Rekayasa perangkat lunak, operasi & desain server akan menjadi yang utama,” tweetnya pada awal Oktober.