Jakarta, Gatra.com - Ayah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Samuel Hutabarat mengungkapkan kronologi kedatangan sekelompok polisi ke rumah keluarga Brigadir J di Jambi, pasca pemakaman dilangsungkan.
Samuel mengatakan, sekelompok polisi itu datang secara tiba-tiba, sebagian sebagiannya berseragam dan sebagiannya berpakaian sipil. Menurutnya, para polisi itu berusaha menerobos masuk ke sebuah ruang di rumahnya yang saat itu ditempati oleh adik ipar dan keponakannya beristirahat.
Baca Juga: Putri Candrawathi Bantah Dirinya Jadi Penembak Ketiga Brigadir J
"Ada saya dengar itu disuruh tutup gorden, tutup pintu, (bertanya) 'Ini siapa semua?'. 'Tidak boleh memposting, tidak boleh begini, tidak boleh pakai hp'," jelas Samuel Hutabarat, dalam sidang pemeriksaan saksi-saksi terhadap Terdakwa Kuat Ma'ruf dan Ricky Rizal di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, pada Rabu (2/11).
Samuel melanjutkan, kedatangan sekelompok polisi itu bahkan sempat menyulut emosi adik ipar Samuel, Rohani Simanjuntak. Pasalnya, Rohani menilai, mereka datang tanpa menunjukkan tata krama.
"Saya dengar lagi waktu itu, adik saya Rohani sampai marah. 'Ini ada apa kalian masuk ke rumah orang dalam keadaan gini? Tidak ada tatakrama. Orang, kalau dia itu Muslim, (seharusnya bilang) Assalamualaikum. Kalau dia itu Kristen, (bilang) shalom'. Ada tatakrama masuk ke rumah orang," tutur Samuel, ketika mengisahkan kembali saat kedatangan sekelompok polisi itu.
Hal itu pun membuat Samuel akhirnya mendatangi sumber keributan itu, untuk menanyakan apa yang terjadi. Di saat itulah, ia melihat satu lagi rombongan anggota Polri yang mendekat, di mana salah satunya adalah Hendra Kurniawan.
Menurut Samuel, Hendra pun mengatakan bahwa maksud kedatangannya ke lokasi pada saat itu adalah untuk menceritakan kronologi kematian Brigadir J kepada keluarga Samuel. Hendra, kata Samuel, bahkan sempat menanyakan keberadaan istri dan anak-anak Samuel pada saat itu.
Pada saat itu, Hendra pun mengisahkan kronologi berdasarkan skenario tembak-menembak. Saat itu, Hendra menyebut telah terjadi baku tembak antara Brigadir J dengan Bharada Richard Eliezer alias Bharada E, yang dipicu oleh Brigadir J yang telah lebih dulu melecehkan istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.
Baca juga: Ayah Brigadir J ke Ferdy Sambo: Bagaimana Kalau Dibalik, Pak FS Jadi Saya
Kasatreskrim Jakarta Selatan pun dikatakannya turut menerangkan skenario baku tembak tersebut, serta menyinggung soal ketiadaan CCTV di tempat kejadian peristiwa (TKP), yakni di rumah dinas Ferdy Sambo di Komplek Polri Duren Tiga.
"Saya tanya, 'ada kena Bharada E?'. (Dijawab) Tidak ada. Jadi semua tembakan Bharada E kena. Saya tanya, 'Masa anak saya nembak tidak kena satu pun?'," kata Samuel lagi.
Dalam kesempatan yang sama, Samuel pun menguraikan bahwa Kasatresrim juga ikur buka suara mengenai hal tersebut. Samuel mengatakan, Kasatreskim sempat mengeklaim bahwa Brigadir J pada saat itu menembak dalam keadaan panik. Oleh karenanya, tidak ada satu pun tembakan Brigadir J yang dapat mengenai Bharada E.
Samuel mengatakan, ia kemudian menyarankan untuk memeriksa CCTV yang ada di rumah Ferdy Sambo. Namun, seorang anggota Polri berpangkat Kombes yang duduk di sebelah Hendra Kurniawan pun mengatakan bahwa tak terdapat banyak CCTV di dalam rumah itu. Mengingat, rumah tersebut merupakan rumah dinas.
Pernyataan itulah yang kemudian menyulut emosi Ibunda Brigadir J, Rosti Simanjuntak. Rosti pun mempertanyakan pernyataan tersebut dengan membandingkan rumah Ferdy Sambo yang notabenenya seorang jenderal dengan lingkungan sekolah.
"Istri saya dengan nada marah (berkata), 'Hei, kamu bilang tidak ada CCTV? Ini lingkungan sekolahan (saja) dari pintu gerbang ada CCTV. Ayo ke kantor, lihat ada kelihatan yang datang. Masa rumah jenderal tidak ada CCTV?'," tutur Samuel saat menirukan perkataan istrinya.
Samuel pun menyebut, pernyataan itu sempat membuat Kombes tersebut tak nyaman. Ia pun pamit keluar ruangan, disusul dengan Hendra Kurniawan yang kemudian pamit untuk pulang dengan keluarga Brigadir J.
Untuk diketahui, setelah sebelumnya dihadirkan dalam sidang pemeriksaan saksi terhadap Bharada E, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, Rosti bersama sebelas orang saksi dari keluarga Brigadir J kembali hadir di ruang sidang PN Jakarta Selatan dalam pemeriksaan saksi terhadap Kuat Ma'ruf dan Ricky Rizal.
Hanya saja, berbeda dengan persidangan-persidangan sebelumnya, kedua belas saksi tersebut pada hari ini, Rabu (2/11) dihadirkan sekaligus dalam satu waktu di ruang persidangan yang sama.