Jakarta, Gatra.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong industri kecil dan menengah (IKM) pangan ikut serta dalam program Indonesia Spice Up The World (ISUTW).
ISUTW merupakan program kolaboratif semua pemangku kepentingan dalam mengangkat popularitas kekayaan rempah dan bumbu masak Indonesia. Program ini dilatarbelakangi oleh meredupnya ketenaran bumbu masakan Indonesia dibandingkan bumbu masakan oriental, Thailand, dan Vietnam.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA), Reni Yanita mengatakan bahwa jumlah IKM pangan tercatat sebanyak 1,68 juta unit usaha atau 38,72% dari total unit usaha IKM secara keseluruhan.
"Program ISUTW telah dirancang sebagai strategi memperkenalkan produk rempah dan bumbu masak Indonesia di mancanegara," katanya di Jakarta, Rabu (2/11).
Ia menambahkan, Ditjen IKMA juga berupaya memperluas pasar produk IKM dengan melakukan fasilitasi kepesertaan IKM Unggulan dalam berbagai event pameran. Salah satunya adalah SIAL InterFood yang dilaksanakan pada 9-12 November 2022 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta oleh Krista Exhibition.
Dalam pameran itu, Ditjen IKMA akan menampilkan produk dari 24 IKM makanan dan minuman termasuk rempah dan bumbu. IKM ini berasal dari beberapa kota antara lain Jabodetabek, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Payakumbuh, dan Lampung.
Dari 24 IKM tersebut, 14 di antaranya merupakan industri pilihan jebolan Indonesia Food Inovation (IFI) 2020 dan 2021. Industri-industri ini telah melalui proses kurasi ketat dan pendampingan dari Ditjen IKMA, serta 10 IKM dari peserta pendampingan dan sertifikasi HACCP.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, total ekspor industri makanan dan minuman periode Januari-September 2022 mencapai US$35,99 miliar. Sedangkan impornya hanya sebanyak US$12,76 miliar. Dengan begitu, terjadi surplus sebesar US$23,23 miliar.