Jakarta, Gatra.com - Nilai tukar rupiah pada perdagangan awal bulan November 2022 ditutup melemah 30 poin di level Rp15.627 per Dolar AS.
Direktur Utama Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan Rupiah didorong penguatan indeks dolar AS 0.8 persen pada Selasa (1/11).
Ia berujar ekonomi AS tengah memperpanjang pemulihannya ke sesi keempat berturut-turut karena investor memposisikan diri untuk kenaikan suku bunga.
"Kehati-hatian menjelang pertemuan Federal Reserve yang akan berakhir pada hari Rabu. Bank sentral secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps). Tetapi pandangan The Fed tentang kebijakan moneter akan diawasi dengan ketat, di tengah beberapa ekspektasi bahwa bank sentral akan melunakkan sikap hawkishnya," kata Ibrahim dalam keterangannya, Selasa (1/11).
Ibrahim mengatakan suku bunga AS berada pada level tertinggi sejak krisis keuangan 2008, dan diperkirakan akan menjaga dolar tetap optimis dan emas dalam beberapa bulan mendatang.
Di dalam negeri, saat isu resesi dunia, nilai tukar rupiah yang terpuruk dan Bank Indonesia (BI) yang terus mengerek suku bunga acuannya dalam 3 bulan beruntun sebesar 125 basis poin menjadi 4,75%.
Di saat suku bunga acuan naik, kata Ibrahim, berisiko menghambat ekspansi dunia usaha, sebab suku bunga kredit, baik investasi maupun modal kerja, akan mengalami kenaikan.
"Kenaikan tingkat keyakinan bisnis dalam kondisi tersebut memberikan harapan ekspansi sektor manufaktur akan terus berlanjut," katanya.
Ia pun memprediksi pada perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun tetap ditutup melemah di rentang Rp15.600 - Rp15.670 per Dolar AS.