Jakarta,Gatra.com-Anies Baswedan melanjutkan ‘safari’ politiknya dengan sowan ke sejumlah tokoh partai. Kali ini, mantan Gubernur DKI Jakarta itu bertemu mantan Gubernur dua periode Jawa Barat Ahmad Heryawan di Kantor DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Jalan TB Simatupang, Jakarta, Ahad (30/10).
Pertemuan Anies dengan Aher yang juga Ketua Majelis Syuro PKS, merupakan bagian dari kegiatan relawan Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) yang diinisiasi Bidang Kesejahteraan Sosial DPP PKS. Keduanya nampak saling lempar pujian ketika bertemu. Aher menilai chemistry antara PKS dengan Anies sangat kuat.
Baca juga : PKS Kota Tangerang Respons Pengerucutan Kandidat, Cawapres Ahmad Heryawan
Anies sebagai tamu penting di Acara itu juga diyakini kedepan Anies akan menjadi orang paling penting di Indonesia setelah purna tugas dari jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Anies pun membalas pujian itu dengan pantun.
"Sepeda berjalan sampai ke Penjaringan. Putar balik ke Pasar Senen. Kang Aher pasangan yang punya banyak kelebihan. Jadi pendamping istri atau pendamping calon presiden," kata Anies yang disambut sorak kader PKS yang hadir.
Di sisi lain, keduanya juga mendiskusikan hal penting terkait pendidikan. Aher menilai Negara perlu hadir untuk mewujudkan keamanan dan kesejahteraan sesuai amanat Pembukaan UUD 1945. Saat ini Negara menurutnya masih cukup jauh dari tujuan itu. Salah satu yang jadi penyebab, masih banyak yang berpendidikan sekolah dasar.
“Ada 17 persen dari 88 juta masuk kelompok pra sejahtera. Dari 17 persen, 50 persen di antaranya lulusan sekolah dasar,” katanya.
Baca juga : PKB Tanggapi Pertemuan Anies dengan AHY
Nah, salah satu solusinya dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan kesehatan. UNESCO menyebut, setidaknya pendidikan yang baik minimal SLTA dan S1. Dengan ditopang kesehatan prima, bisa membangun Indonesia lebih baik.
Sementara bagi Anies Baswedan, masalah utama pendidikan adalah guru. Mereka yang berprestasi di dunia kampus enggan menjadi guru, lebih memilih profesi lain. Apalagi menjadi guru di daerah pedalaman dan terpencil. Maka, ia menawarkan ide pemberian insentif non material, bukan rupiah. Kompensasi itu menurutnya lebih membekas dan terus diingat seumur hidup.
Baca juga : Puan-Airlangga Versus Anies-AHY, Begini Hitung-hitungan Duet Pilpres Terwujud
“Sebenarnya mereka ini mau menjadi guru yang tidam mau adalah menjadi guru seumur hidup,” kata pria yang juga pendiri Indonesia Mengajar itu.
Diketahui, sejak dicalonkan sebagai calon presiden oleh Partai NasDem, Anies terus menjaga komunikasinya dengan sejumlah tokoh partai. Selain dengan NasDem dan PKS, ANies juga intens diskusi dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono atau akrab disapa AHY. Bahkan, AHY disebut siap jika dipinang sebagai cawapres Anies.
Baca juga : Pengamat: AHY Cawapres Paling Realistis dan Ideal Dampingi Anies di 2024
Meski begitu, peluang masih terbuka untuk siapapun yang nantinya mendampingi Anies. Anies sendiri mengemukakan sejumlah syarat. Diantaranya, sosok pendamping dalam Pilpres 2024 harus memberi kontribusi dalam pemebangan. Selain itu, cawapres juga dapat membantu memperkuat stabilitas koalisi. Kemudian, cawapres juga meski bisa membantunya menjalankan pemerintahan yang efektif. Meski begitu, Anies mengaku tidak akan terburu-buru karena waktunya masih panjang. Sementara, pembentukan koalisi juga masih berproses.