Jakarta, Gatra.com- Bareskrim Polri belum mendapatkan hasil dalam penyelidikan kasus gagal ginjal akut yang menyerang ratusan anak-anak di sejumlah wilayah Indonesia. Tim investigasi disebut masih menggelar rapat.
"Jadi informasi terakhir yang saya dapat dari kepala tim (katim) ya bahwa kemarin masih dilaksanakan kegiatan rapat," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis, (27/10).
Dedi mengatakan kegiatan rapat itu adalah join investigasi antara Bareskrim dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Rapat yang digelar kemarin dan hari ini itu membahas garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan.
"Dimatangkan dulu, setelah dimatangkan baru pembagian sesuai dengan tupoksinya masing-masing. Baru nanti apabila sudah masuk ke tahap penyidikan baru nanti saya sampaikan ke teman-teman," ungkap jenderal bintang dua itu.
Dedi menuturkan dalam tahap penyelidikan, Bareskrim polri mengumpulkan seluruh bahan-bahan yang dibutuhkan. Kemudian, penyidik menganalisa.
"Apabila sudah cukup alat buktinya akan ditingkatkan dari penyelidikan ke penyidikan. Ini semuanya masih berproses," kata dia.
Dedi meyebut salah satu yang dibahas dalam rapat adalah soal dugaan tindak pidana yang dilakukan dua perusahaan farmasi. Namun, dia belum bisa menyampaikan materi rapat. Sebab, masih menunggu bahan dari Ketua Tim Investigasi Brigjen Pipit Rismanto.
"Kita menunggu proses lebih lanjut, karena tim masih terus bekerja," ucap mantan Kapolda Kalimantan Tengah itu.
Kasus gagal ginjal akut ini tengah diusut empat direktorat Bareskrim Polri. Tim dipimpin Dirtipidter Bareskrim Polri Brigjen Pipit Rismanto.
Kemudian, beranggotakan Dirtipidnarkoba Bareskrim Polri Brigjen Krisno Halomoan Siregar, Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri Brigjen Whisnu Hermawan, dan Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri.
Ada 255 anak terkena gagal ginjal akut misterius yang tersebar di 22 provinsi. Sebanyak, 143 di antaranya meninggal dunia sejak Agustus 2022 hingga Selasa,(25/10) Ratusan anak meninggal diduga kuat akibat meminum obat sirop tercemar etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).