Jakarta, Gatra.com - Nilai tukar Rupiah pada perdagangan Kamis sore (27/10) ditutup melemah tipis 4 poin ke level Rp15.567 per Dolar Amerika Serikat (AS).
Direktur Laba Forexindo Berjangka menyebut pelemahan tipis nilai Rupiah didukung oleh pergerakan Dolar AS mendekati level terendahnya lebih dari satu bulan terhadap mata uang utama lainnya pada hari ini. Anjloknya Dolar AS muncul setelah adanya rencana Bank Sentral AS (The Fed) akan beralih pada kenaikan suku bunga yang kurang agresif untuk meredam risiko.
"Menjelang pertemuan FOMC minggu depan, pasar masih mengharapkan kenaikan 75 basis poin (bps), meskipun sentimen membangun bahwa Fed akan memilih kenaikan yang lebih kecil pada bulan Desember," ungkap Ibrahim dalam keterangannya, Kamis (27/10).
Siklus pengetatan agresif The Fed, kata Ibrahim, juga terbukti memperlambat ekonomi AS. Hal itu dilihat pada laporan Data Perumahan di AS yang dirilis minggu ini menunjukkan harga rumah keluarga tunggal di AS merosot pada Agustus, dan penjualan rumah keluarga tunggal baru di AS juga turun pada September ini.
Di dalam negeri, meski pemerintah resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, namun konsumsi masyarakat tetap terjadi. Adapun Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Agustus 2022 berada pada level 124,6 meningkat dibandingkan Juli 2022 juga berada pada level 123,3.
"Posisi IKK yang berada di atas level 100 menunjukkan konsumen berada di zona optimistis," sebutnya.
Ibrahim memprediksi nilai tukar Rupiah pada perdagangan esok (28/10) akan dibuka berfluktuatif, namun ditutup menguat di rentang Rp15.550 - Rp15.590 per Dolar AS.