Tegal, Gatra.com – Ratusan warga menyerbu operasi pasar murah yang kembali digelar Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Tegal, Jawa Tengah, Kamis (27/10). Operasi pasar diharapkan bisa menekan angka inflasi di Kota Bahari yang berada di atas angka inflasi nasional.
Operasi pasar murah kali ini digelar di Pasar Sumurpanggang, Kecamatan Margadana. Sebanyak 500 paket bahan pokok disediakan dengan harga lebih murah dari harga pasaran. Paket bahan pokok dengan harga Rp62 ribu itu terdiri dari beras premium 5 kg, minyak goreng 1 liter, dan gula 1 kg.
Dimulai sekitar pukul 09.00 WIB, ratusan warga sudah mengantre sejak beberapa jam sebelumnya. Mereka harus terlebih dahulu mendapat kupon sebelum bisa membeli paket sembako yang disediakan.
Pj Sekretaris Daerah Kota Tegal, Sri Primawati Indraswari, mengatakan, operasi pasar murah di Pasar Sumurpanggang merupakan yang ketiga kalinya di bulan Oktober.
Baca Juga: BPS: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Terancam Anjlok, Bila Inflasi Tak Terkendali
"Ini salah satu upaya pengendalian inflasi di Kota Tegal. Inflasi bulanan pada bulan September itu 1,09 persen dan tahunan 7,18 persen. Angkanya sudah di atas angka nasional, jadi harus dikendalikan. Setiap tanggal satu tiap bulan nanti dirilis BPS angka inflasinya, nanti kita ketahui. Mudah-mudahan bisa dikendalikan," ujarnya.
Menurut Prima, selain operasi pasar pasar murah, pihaknya juga mengimbau masyarakat bisa memanfaatkan lahan yang ada di rumah untuk ditanami tanaman untuk kebutuhan sehari-hari, seperti cabai dan bawang merah.
"Upaya lainnya, kami juga akan kerja sama antardaerah. Komoditas yang menyumbang inflasi bulan kemarin adalah beras, karena memang Kota Tegal bukan daerah produsen beras. Jadi kita harus kerja sama dengan daerah penghasil beras,” kata dia.
Baca Juga: Dunia Dilanda Krisis, Bagaimana Kondisi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia?
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tegal, Muhammad Taufik Amrozy, mengatakan, operasi pasar murah untuk mengurangi dampak inflasi akan terus dilakukan hingga akhir tahun di wilayah kerja BI Tegal yang meliputi enam kabupaten dan kota di eks Karesidenan Pekalongan.
"Ini kami harapakan dapat terus dilakukan sampai akhir tahun untuk menahan laju inflasi dan membantu meringankan beban masyarakat, utamanya bagi yang terdampak kenaikan harga BBM. Jadi nanti merata di wilayah eks Karesidenan Pekalongan bekerja sama dengan TPID setempat dan Bulog," ujarnya.
Taufik mengatakan, penanganan inflasi tidak bisa dilakukan oleh hanya satu pihak. Dibutuhkan kolaborasi berbagai elemen dan stakeholder terkait.
"Untuk itu, Bank Indonesia Tegal berupaya merangkul semua pihak, baik pemda, instansi vertikal, dan seluruh lapisan masyarakat. Di samping operasi pasar murah, gerakan tanam hortikultura, dan kerja sama antardaerah juga sudah dilakukan," ujarnya.