Jakarta, Garta.com – Associate Reseacher Center for Indonesia Policy Studies (CIPS), Aji Suleiman, mengatakan, perusahaan keuangan harus merancang layanan keuangannya secara khusus agar pelanggan dapat mendongkrak literasi keuangan pribadinya di samping mendapatkan layanan.
“Porduk dan layanan keuangan yang tepat tepat guna, idealnya mampu memberikan wawasan lebih, keterampilan, dan keyakinan bagi pelanggan saat menggunakannya,” ujar Aji dalam Media Gathering Home Credit Indonesia di Jakarta, Kamis (27/10).
Terlebih lagi, lanjut Aji, bagi pelanggan yang belum melek keuangan, tidak hanya kemudahan akses, namun penyediaan jasa keuangan perlu memastikan bahwa pelanggan memahami secara menyeluruh dan layanan tersebut.
Baca Juga: OJK Rilis Buku Saku Literasi Keuangan Bagi Calon Pengantin
“Semua pihak perlu memastikan efektivitas dari program literasi keuangan yang selama ini sudah dijalankan, mengingat tingkat literasi keuangan masih relatif rendah dibandingkan dengan inklusi keuangan,” ujarnya.
Chief Marketing & Digital Officer Home Credit Indonesia, Sheldon Chuan, mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan inklusi dan literasi keuangan masyarakat.
Menurut Sheldon, untuk mendukung upaya tersebut, pihaknya memberikan produk dan layanan keuangan yang mudah diakses dan transparan disertai berbagai program edukasi keuangan.
Sheldon menjelaskan, pihaknya mempunyai komitmen untuk meningkatkan inklusi dan literasi keuangan karena masih terjadi gap yang cukup besar antara keduanya. Sesuai pernyataan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Bulan Inklusi Keuangan (BIK) pada Oktober ini, angkanya sekitar 34,3%.
Angka kesenjangan tersebut yakni diambil dari tingkat literasi keuangan pada 2022 sebesar 49,9% dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 84,2%. Meski demikian, persentase ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan 2019.
“Bertepatan dengan momentum Bulan Inklusi Keuangan, kami turut mempersembahkan program-program yang mengajak seluruh masyarakat untuk lebih mengenal berbagai produk dan layanan keuangan secara menyeluruh,” ujarnya.
Upaya mengenalkan produk dan layanan keuangan secara komprehensif tersebut, lanjut Sheldon, dengan mengusung semangat baru, #BisaJadiJADIBISA untuk membantu pelanggan dalam mewujudkan berbagai rencana dalam hidup, sekaligus memberdayakan masyarakat untuk menjalani hidup yang diinginkan.
Sheldon mengungkapkan, pihaknya juga menggelar pameran multi produk dan edukasi keuangan bersama PESTA diiringi konten-konten digital untuk tingkakan literasi keuangan masyarakat luas di Bandung pada 23–?29 Oktober, Medan 31 Oktober–?6 November, dan Manado 22–28 November.
Baca Juga: OJK: Masih Perlu Pelatihan Inklusi dan Literasi Keuangan
Ajang tersebut bukan hanya menggandeng berbagai mitra usaha, namun juga melibatkan berbagai elemen lokal untuk berpartisipasi, di antaranya komunitas sepeda Bandung yang akan melakukan fun bike sambil mengumpulkan sampah plastik untuk didaur ulang.
“Otoritas Jasa Keuangan wilayah Medan juga akan bergabung memberikan edukasi di acara PESTA nanti [di Medan],” katanya.
CEO Finansialku.com, Mervin Mumpuni, menyarankan agar hanya membeli sesuatu yang bersifat produktif. Agar pelanggan bisa mengelola cicilannya secara baik, maka harus mempunyai wawasan soal pengelolaan keuangan.
"Perencanaan keuangan itu bisa dibuat jika seseorang telah memilikiliterasi keuangan yang baik," katanya.