Jakarta, Gatra.com - Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Hinsa Siburian mengatakan masyarakat harus mengamankan data pribadi masing-masing agar kejadian peretasan bisa dicegah. Hal itu mengingat ancaman peretasan data di dunia siber seperti kejadian Bjorka rentan terjadi kembali. Ia menyebut, keamanan data di ruang siber tidak bisa hanya bergantung pada BSSN, tetapi juga membutuhkan peran masyarakat dan stakeholder lainnya.
"Jadi ini teknis ya, kami himbau ke masyarakat harus ada kesadaran mengamankan data pribadi masing-masing ataupun data yang menjadi tanggung jawab kita di kantor maupun tempat kerja," ujar Hinsa kepada wartawan usai membuka kegiatan National Cybersecurity Connect 2022 di Jakarta, Rabu (26/10).
Ia mengingatkan bahwa ancaman serangan di ruang siber itu nyata. Karena itu, menurutnya pencurian data salah satunya disebabkan oleh kelalaian seseorang dalam menjaga data pribadinya.
"Masyarakat harus dasar sekarang itu data pribadi penting dan dicari orang," ucapnya.
Hinsa menekankan, ancaman di ruang siber berbeda dengan di dunia nyata. Ancaman konvensional, kata dia, bisa diketahui musuh sesungguhnya. Sementara ancaman di dunia siber tidak bisa terukur dan mungkin terjadi kapanpun dan dimanapun.
Ia pun meminta agar, masyarakat bisa lebih selektif dalam menerima informasi di dunia siber. Hinsa menyebut agar orang-orang tidak mudah terkecoh dengan informasi hoax yang rentan terhadap kejahatan siber.
"Di ruang siber itu begitu banyaknya, kita pilih mana informasi yang kita butuhkan, mana informasi yang masuk akal kita, yang menguntungkan kita. Kalau informasinya kurang jelas, ya jangan terlalu cepat percaya," pungkasnya.