Palembang, Gatra.com - Naiknya harga ayam potong dan juga telur di Kota Palembang, membuat para pedagang di sejumlah pasar tradisional 'wong kito' serta pembeli sama-sama merasa resah karena omset menurun bagi pedagang, sementara bagi pembeli sendiri, harus menambah uang belanja.
Seperti yang diungkapkan salah satu pedagang Pasar Tradisional 7 Ulu, Kota Palembang, saat dijumpai Gatra.com Selasa (25/10). Dalam satu pekan terakhir menurut Tika, kenaikan ayam potong mencapai Rp4000 perkilogram, yakni dari harga Rp22.000 saat ini naik menjadi Rp26.000 perkilogramnya.
"Biasanya orang beli itu sekali dua kilogram, sekarang cuma satu kilogram bahkan ada yang cuma beli setengah kilogram," katanya pada Gatra.com, Selasa, (25/10).
Bahkan, Tika mengaku, kesulitan dalam menghabiskan dagangannya yang dibawa perharinya sejak kenaikan ayam seminggu yang lalu. "Setiap hari bawa 2 pikul (200 kg) tapi susah habis. Kadang jualan sampai siang," turutnya. Hal ini juga dikeluhkan salah satu pedagang yang sedang membeli ayam potong.
Naiknya harga ayam potong ini, juga diikuti kenaikan harga telur. Nurhayati, pedagang lainnya mengatakan, saat ini harga telur ayam kembali menembus angka Rp25.000 perkilogram. "Harga telur ayam perkilogramnya tembus di harga Rp25.000 hingga Rp27.000 perkilogram. Kenaikan dari harga sebelumnya kisaran Rp23.000-Rp24.000 perkilogram," ucapnya.
Dalam kurun waktu tiga hari, Nurhayati mengaku, bisa menghabiskan sebanyak 30 peti telur ayam negeri dengan setiap petinya berisikan seberat 15 kilogram telur ayam. Hanya saja saat ini penjualan mengalami kemerosotan.
"Biasanya setiap tiga hari seminggu sudah bisa menghabiskan 30 peti, sekarang paling banter 17 sampai 18 peti saja," ungkapnya.
Terakhir dirinya berharap agar kenaikan harga sembako yang saat ini sering terjadi dapat menjadi perhatian pemerintah dengan serius, mengingat tak hanya konsumen namun pedagang juga turut mengalami kerugian.
"Semoga harga bisa normal lagi, biar pedagang sama pembeli bisa sama-sama senang," ujarnya.