Semarang, Gatra.com - Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jawa Tengah mulai memanaskan mesin partainya untuk capai target 15% suara pada Pemilu 2024.
Untuk mencapai target 15% itu DPW PKS Jawa Tengah (Jateng) menggelar pendidikan politik Political Update 2 di MG Setos Hotel, Semarang, Sabtu (22/10).
Kegatan Political Update DPW PKS Jateng diikuti 300 peserta, meliputi jajaran pengurus MPW, DSW, dan DPW PKS Jateng, perwakilan dari 35 DPD kabupaten/kota terdiri atas ketua DPD, MPD, serta 60 orang perwakilan dari DPW PKS Jawa Timur dan Yogyakarta.
Baca Juga: PKS Anggap Pemerintah hanya Gimik soal RUU Energi Terbarukan
Ketua DPW PKS Jateng, Muh Haris, menyatakan, kegiatan Political Update 2 bertujuan memastikan kesiapan struktur, anggota PKS dan modal lainnya menyambut tahapan Pemilu 2024
“Kami mengingatkan target 15% menjadi tujuan PKS pada Pemilu 2024 mendatang,” katanya.
Selain Pemilu 2024, lanjut Haris, PKS juga memiliki konsentrasi yang tinggi dalam menyiapkan diri untuk menghadapi Pilpres 2024. Namun, tidak terlalu terburu-buru mendeklarasikan calon presiden yang akan diusung.
“PKS mengapresiasi langkah yang diambil partai lain, namun tidak terburu-buru. Dukungan akan diputuskan di rapat majelis Syuro. Kami di daerah ini perlu menyusun strategi dan menyiapkan semua infrastruktur yang diperlukan,” ujarnya.
Mantan Wakil Wali Kota Salatiga ini mengapresiasi para pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PKS kabupaten/kota yang telah berupaya memenuhi struktur di masing-masing daerahnya.
Salah satu kunci kemenangan PKS adalah kekuatan struktur. Dengan modal 80% pemenuhan struktur yang telah dicapai saat ini menjadi modal yang baik menghadapi Pemilu dan Pilpres 2024.
Baca Juga: Fraksi PKS DPR Desak BPK Audit Kebenaran Data Penerimaan Negara dari Hilirisasi Nikel
“Saya berterima kasih dan sangat mengapresiasi usaha dan perjuangan seluruh anggota PKS sehingga struktur di 35 kabupaten/kota se-Jawa Tengah hampir mencapai 100 persen. Salah satu kunci kemenangan PKS adalah kekuatan struktur,” ujar Haris.
Haris menambahkan, penerapan politik silaturahim sebagai strategi politik dengan membuka komunikasi kepada semua pihak untuk bersama-saman membangun bangsa.
“Bangun komunikasi dengan semua pihak, termasuk kepala daerah agar dapat bersinergi dalam pembangunan serta jabatan publiknya juga berdampak pada elektoral partai,” katanya.