Jakarta, Gatra.com- Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa Indonesia sudah berhasil menangani pandemi Covid-19 secara lebih baik jika dibanding negara lain. Meski demikian, masih ada tantangan ke depan karena varian baru masih akan tumbuh.
"Pada saat pandemi ini terjadi, puncak kasusnya kan pernah mencapai 600 ribu per hari. Sekarang sudah turun menjadi 2 ribu per hari. Kemudian juga pernah masuk rumah sakit 100 ribu per hari. Sekarang yang masuk rumah sakit 3.100 orang. Kita pada hari puncak yang meninggal 1.800 orang per hari. Kini 17 -19 orang per hari," kata Menkes Budi dalam laporan capaian pemerintah tahun 2022 yang digelar FMB9, Jumat (22/10).
Hal itu pun diakui seluruh dunia. “Jadi itu pencapaian yang kita raih selama pandemi dan seluruh dunia mengakui bahwa pencapaian ini termasuk yang paling baik. Khususnya di gelombang terakhir, yaitu varian mikron BA 4 dan BA 5,” jelas dia. Baca Juga: Belum Tentu Ganguan Ginjal Akut Progresif Anak Dipicu Toxic pada Obat Sirup
Menkes menyampaikan bahwa varian baru namanya XBI sudah ada di Singapura. "Singapura sekarang kasusnya naik lagi ke 6.000 per hari karena ada varian baru namanya XBI. Varian ini juga sudah masuk ke Indonesia. Artinya Indonesia sudah berhasil menangani pandemi dengan angka yang lebih baik," ujarnya.
Menurutnya, varian baru Covid-19 di Indonesia bisa dikendalikan karena masyarakat masih patuh pada protokol kesehatan. Singapura yang tadinya cuma ratusan kasus, naik menjadi 6.000 kasus per hari, lebih tinggi dari Indonesia yang cuma 2.000 kasus per hari. Padahal penduduk Singapura itu 5 juta, penduduk Indonesia 270 juta.
"Kita beruntung karena vaksinasi kita sangat baik karena sudah 440 juta dosis disuntikkan lebih dari 204 juta total populasi kita. Sehingga imunitas dari masyarakat kita baik, dan yang kedua juga protokol kesehatan kita terlatih lebih kuat," imbuh Menkes.
Tetap Patuhi Protokol Kesehatan
Sementara negara-negara lain, lanjutnya kurang patuh terhadap protokol kesehatan. "Negara-negara lain kan sudah pede sekali untuk membuka maskernya. Itu sebabnya, kenapa terjadi di Singapura sekarang yang naik cukup tinggi," papar Menkes.
Dia berharap tahun depan, pandemi masih bisa terkendali. "Mudah-mudahan nanti di Januari- Februari kita bisa menghadapi potensi kenaikan dengan baik seperti Agustus ini. Sehingga, Indonesia menjadi salah satu dari sedikit negara di dunia yang mengalami penurunan dan berturut-turut tidak terlihat ada lonjakan," harapnya.
Untuk itu, tambahnya, pemerintah membutuhkan dukungan dari semua elemen bangsa. "Ini membutuhkan bantuan dari teman-teman sekalian, agar kita bisa disiplin ketat protokol kesehatan pakai masker, jaga jarak, cuci tangan dan yang belum booster segera dibooster," ujarnya.
Reformasi Sistem Kesehatan
Menurut Menkes, pandemi menciptakan banyak kesempatan untuk melakukan reformasi. Pandemi telah mendorong lembaganya untuk melakukan beberapa reformasi untuk memastikan penanganan ke depan lebih baik. "Jadi memang
Bapak Presiden Jokowi meminta saya personally harus dilakukan reformasi dan kami sudah canangkan 6 reformasi," ujarnya.
Pertama adalah reformasi layanan primer. Itu basisnya di Puskesmas dan Posyandu. Akan kita revitalisasi dan yang dan kedua ada reformasi layanan rumah sakit. Kita akan lengkapi perbanyak perbaiki rumah sakit baik alat maupun dokternya. Baca juga : G20 Soal Kesehatan Bahas Vaksin Hingga Pertukaran Ilmuwan
Ketiga, reformasi sistem pertahanan kesehatan. “Jadi produksi vaksin, obat obatan dan alat kesehatan akan kita dorong," beber Menkes. Keempat, lanjutnya, adalah reformasi sistem pembiayaan kesehatan. Bila terjadilagi kita nggak panik sumber uangnya dari mana dan itu harus cukup," paparnya.
Kelima yang juga pasti adalah reformasi sumber daya manusia (SDM). Saat ini, Indonesia kekurangan 70.000 dokter, dokter spesialis kekurangan puluhan ribu. "Jadi produksi dokter kita jauh lebih rendah. Dan banyak masyarakat kita tidakmendapatkan akses kesehatan," katanya.
Keenam adalah reformasi dari sektor teknologi kesehatan baik di bidang information technology maupun bio technologi. "Enam reformasi itu Bapak Presiden Jokowi minta harus segera diselesaikan sebelum akhir masa jabatan beliau di tahun 2024," tutupnya.