Jakarta, Gatra.com- Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengerahkan ribuan prajurit untuk memastikan keamanan para kepala negara dan delegasi yang akan mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, 15-16 November 2022 mendatang. Total lebih dari 18 ribu personel gabungan yang akan terlibat dalam pengamanan KTT G20 nanti.
Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa menjelaskan dari total 18.030 personel yang terlibat, TNI mendominasi dengan lebih dari 14 ribu personel. Sisanya berasal dari kepolisian dan institusi lain, yakni 3.200 dari Polri dan 492 dari institusi lainnya.
*Semuanya berada di bawah komando Panglima TNI," kata Jenderal Andika Perkasa dalam Jumpa Pers G20 updates “Dukungan Pengamanan KTT G20”, yang digelar secara virtual di Jakarta, Kamis (20/10).
Andika Perkasa menjelaskan keseluruhan personel itu akan dibagi dalam beberapa satuan tugas, termasuk Satgas VVIP. Adapun Satgas VVIP yang disiapkan tidak hanya untuk 20 kepala negara anggota G20, tetapi juga 42 kepala negara lainnya yang diperkirakan akan hadir di Bali.
Pengamanan untuk kepala negara dan seluruh tamu KTT G20 ini juga melibatkan Satgas Laut dan Udara. Untuk Satgas Laut, TNI menurunkan kekuatan 12 KRI yang ditempatkan di sekeliling Pulau Bali, termasuk untuk pendampingan kapal-kapal militer dari negara-negara partisipan G20.
Sementara Satgas Udara, TNI mengerahkan pesawat tempur masing-masing dua F16 dan Sukhoi 27 serta Sukhoi 30. Turut pula dikerahkan total 13 helikopter dengan rincian; enam helikopter Angkatan Udara, lima helikopter Angkatan Laut, dan dua helikopter Angkatan Darat.
TNI juga menyiagakan dua unit pesawat hercules. Satu bertugas untuk kepentingan medis guna mengevakuasi pasien darurat. Satu lainnya akan bertugas sebagai angkutan jika diperlukan.
Bersama itu juga disiagakan satu pesawat Boeing VIP sebagai tambahan, dan dua pesawat Boeing sebagai pengintai atau ISR.
Untuk menunjang operasional tersebut, ada 19 pangkalan udara yang disiapkan TNI. Pangkalan udara itu tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, dan Kalimantan.
"Kami sudah beberapa kali meninjau lokasi tempat acara. Dalam perkembangannya selalu ada dinamika," kata Jenderal Andika Perkasa.
Untuk menunjang pengamanan itu, lanjut Jenderal Andika Perkasa, TNI sudah melakukan simulasi di GOR Kodam Udayana, Bali yang dihadiri seluruh personel. Disimulasikan beberapa perencanaan, baik dalam situasi normal maupun darurat ketika terjadi bencana alam seperti gunung meletus.
“Simulasi yang sama akan dilakukan kembali pada 9 November 2022, kata Jenderal Andika Perkasa.
Terkait kepala-kepala negara yang membawa pasukan pengamanan sendiri, TNI sudah berkomunikasi dengan pengawal kepala negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Tiongkok. Pada prinsipnya, TNI akan bekerja sama dengan masing-masing pasukan pengamanan kepala negara guna semakin memberi rasa aman.
"Para kepala negara ini mau aman. Meski sudah dapat jaminan kemananan dari negara penyelenggara, tetapi negara-negara itu juga punya SOP sendiri untuk kepala negaranya dan kami mengakomodasinya," pungkas Jenderal TNI Andika Perkasa.