Palembang, Gatra.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel), kini mulai gencar mengkampanyekan penggunaan kendaraan berbahan bakar Energi Baru Terbarukan (EBT) atau energi listrik di wilayahnya.
Gubernur Sumsel, Herman Deru, pemerintah provinsi setempat pun berkomitmen dalam mensosialisasikan penggunaan kendaraan listrik ke masyarakat. “Kita ingin mengajak masyarakat untuk menggunakan kendaraan listrik baik mobil maupun sepeda motor. Kota sangat mendukung penggunaan EBT ini,” ujarnya di Palembang, Selasa (18/10).
Menurutnya, penggunaan kendaraan listrik menjadi salah satu langkah dalam mengakselerasi pemanfaatan EBT. Sebab, saat ini harga komoditas energi fosil makin tinggi sehingga perlunya dorongan untuk mempercepat pengembangan EBT.
“Kita ketahui, saat ini harga BBM sangat fluktuatif. Apalagi, kita merupakan negara eksportir sekaligus importir BBM tersebut. Untuk konsumsi dalam negeri saja belum mencukupi. Karena itu, kita tidak bisa menggantungkan diri untuk menggunakan energi fosil tersebut, penggunaan EBT harus cepat dilakukan,” katanya.
Sumsel sendiri ingin segera beralih dari energi fosil ke EBT cukup beralasan. Hal tersebut lantaran Bumi Sriwijaya sendiri memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi.
“Salah satu kota di Sumsel, yakni Pagaralam sudah menerapkan hal itu. Dimana 100 persen energi di Kota Pagaralam memanfaatkan energi hijau atau EBT tersebut. Itu juga karena peran aktif berbagai pihak seperti PT PLN,” ujarnya.
Karena itu, lanjutnya, saat ini Pemprov Sumsel juga sudah mulai beralih dengan penggunaan kendaraan listrik. “Kita (Pemprov) perlahan mulai beralih menggunakan kendaraan listrik. Ini sebagai tanggung jawab dalam penggunaan EBT,” katanya.
Sementara itu, GM PLN UIW S2JB Saleh Siswanto, pihaknya mendukung langkah pemerintah provinsi setempat dalam mengkampanyekan penggunaan kendaraan listrik di Sumsel. Karena itu, pihaknya terus berupaya memaksimalkankeberadaan SPKLU sebagai tempat pengisian energi bagi kendaraan listrik tersebut.
“Di Sumsel baru ada dua SPKLU. Ke depan kita akan menambah enam SPKLU lagi sehingga dapat melayani masyarakat yang menggunakan kendaraan listrik,” ujarnya.
Dikatakannya, dalam pengisian kendaraan listrik tersebut bisa juga dilakukan masyarakat di rumah. Dimana, untuk sepeda motor bisa menggunakan listrik dirumah. Sementara mobil pun demikian bisa menggunakan home charging, hanya saja memang pengisiannya lebih lama, bisa lima sampai enam jam pengisian.
Penggunaan mobil listrik tersebut, katanya, tentu akan menghemat biaya operasional. “Terlebih, perawatan tak perlu dilakukan seperti kendaraan yang menggunakan BBM. Artinya, kendaraan tidak perlu ganti oli, filter dan sebagainya. Jadi lebih mudah dan murah,” katanya.