Home Regional Cicipi Keripik Tempe Ngawi, Ibas Dorong UMKM Naik Kelas, Seperti Apa?

Cicipi Keripik Tempe Ngawi, Ibas Dorong UMKM Naik Kelas, Seperti Apa?

Jakarta, Gatra.com - Selain Genthuk, Lethok dan Tepo Tahu, Kabupaten Ngawi memiliki satu lagi kuliner khasnya yaitu keripik tempe. Makanan yang satu ini sangat digemari karena bisa dimakan sebagai lauk maupun camilan.

Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono berkesempatan menilik langsung proses pembuatan keripik tempe khas Ngawi di Desa Karangjati, Kabupaten Ngawi. Kedatangan Ibas pada Jumat (14/10/2022) tersebut juga sekaligus untuk meninjau bantuan bedah rumah program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) yang dikawalnya di Desa Karangjati.

“Ini boleh nyicipi satu, ndak?” tanya Ibas yang juga sebagai Wakil Ketua Banggar DPR RI saat menyambangi rumah produksi keripik tempe UMKM Ceria, dalam keterangannya.

“Boleh Pak, monggo, dua juga boleh,” tawar para pegawai.

UMKM keripik tempe Ceria ini milik Sariwati yang sekarang pengelolaannya diteruskan oleh sang anak, Wisnu. Ibas banyak menghabiskan waktu di rumah produksi untuk berdialog dengan para karyawan. Karyawan UMKM ini ternyata merupakan warga sekitar yang bekerja dari pukul 07.00 hingga 14.00.

Seluruh kegiatan produksi dilakukan sendiri, mulai dari memproses kedelai menjadi tempe hingga membuat bumbu perasa keripik. Tidak hanya itu, limbah minyak goreng pun juga mereka olah sendiri, yaitu dimanfaatkan untuk membersihkan loyang.

“Wah, menarik ini. Luar biasa sekali seluruh produksi dikerjakan sendiri. Minyak goreng juga hanya digunakan 3 kali sehingga keripik tempenya higienis. Limbahnya juga tidak langsung dibuang, tetapi dimanfaatkan kembali agar tidak mencemari lingkungan. Sangat patut dicontoh,” puji Ibas di dapur penggorengan.

UMKM keripik tempe Ceria memiliki tiga tipe kemasan, yaitu besar, kecil, dan sedang. Penjualan hingga saat ini hanya dilakukan di rumah produksi yang akan diambil langsung oleh para distributor. Di hari biasa, pendapatan kotor keripik tempe UMKM Ceria mencapai dua juta rupiah, dan meningkat berkali lipat saat hari besar maupun libur panjang.

“Ini bisa juga dijual secara online, gratis itu. Karena produksi keripik tempe ada banyak di luaran sana, perlu diberi label Keripik Tempe Karangjati, UMKM Ceria. Jadi naik kelas dan supaya orang kalau ingat keripik tempe, ingatnya Desa Karangjati, nanti yang makan juga jadi ikut ceria,” saran Ibas yang juga Wakil Ketua Umum Partai Demokrat itu.

Momen bertemu langsung dengan wakil rakyat dimanfaatkan para pelaku UMKM untuk mengadu keluh-kesah mereka selama membuka usaha.

“Per hari alhamdulillah bisa produksi sampai 200 kg, itu kurang lebih ada 500 bungkus. Tapi yang sulit itu bahan bakunya mahal sekali, Pak. Minyak mahal, kedelai mahal, jadi jualan kami juga terpaksa harus dinaikkan harganya,” keluh Sariwati.

Ibas paham betul dengan apa yang dirasakan rakyatnya. Sebagai bentuk dukungan kepada UMKM keripik tempe yang sudah berproduksi sejak tahun 1997 ini, ia memberikan bantuan 2 wajan besar dan 40 liter minyak goreng.

“Saya doakan semoga UMKM Ceria sukses selalu. Mas Wisnu, sebagai penerus ibu (Sariwati) semoga bisa melanjutkan usaha keripik tempenya. Bisa menjadi contoh generasi muda, daripada putus asa tidak bekerja ternyata ada cara-cara lain, misalnya dengan mengembangkan usaha UMKM yang selain bisa membanggakan kabupaten, bisa memberikan tambahan penghasilan juga. Pastinya juga bisa memberi manfaat pada warga, membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya,” pesan Ibas.

Wisnu selaku owner penerus UMKM Keripik Tempe Ceria sangat bersyukur atas kunjungan Ibas ke rumah produksinya. “Matur nuwun sanget, Mas Ibas. Semoga Mas Ibas bisa terus membantu UMKM kecil di desa-desa agar lebih dikenal masyarakat luas dan bisa mendongkrak usaha keripik tempe Ceria yang ada di Kabupaten Ngawi,” ujarnya.

219