Jakarta, Gatra.com – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengidentifikasi sebanyak 152 kasus gangguan ginjal akut misterius telah terjadi pada anak-anak di Indonesia. Oleh karena itu, IDAI mengimbau masyarakat untuk memperhatikan tanda bahaya pada anak secara umum, terlebih jika tanda tersebut berkenaan dengan gejala gangguan ginjal akut tersebut.
“Orang tua perlu memperhatikan tanda bahaya pada anak secara umum, ditambah dengan, apabila ada gejala gangguan ginjal akut yang ditandai dengan berkurangnya jumlah urine, atau tidak ada urine sama sekali,” ujar Ketua Pengurus Pusat IDAI dr. Piprim Basarah Yanuarso dalam konferensi pers virtual “Meet the Expert”, pada Jumat (14/10).
Baca Juga: Waspada, Ini Gejala Awal Gangguan Ginjal Akut Misterius pada Anak
Pasalnya, sebagaimana disebutkan Piprim dalam kesempatan yang sama, mayoritas pasien penderita gangguan ginjal akut misterius tersebut mengalami gejala anuria, di mana sama sekali tidak terdapat urine yang keluar, ataupun oliguria, di mana pasien hanya dapat mengeluarkan sedikit sekali urine.
Piprim pun mengatakan, gejala dari anuria dan oliguria itu sendiri biasanya didahului oleh demam, diare, muntah, batuk, maupun pilek. Gejala awal tersebut, kata Piprim, cenderung terjadi dalam 1-2 minggu sebelum terjadinya gangguan ginjal akut.
Untuk diketahui, pada kasus ini, gangguan ginjal akut cenderung menyeranga nak-anak yang pada mulanya dalam kondisi sehat. Hal tersebut berbeda dengan kecenderungan gangguan ginjal akut pada umumnya. Sebab, dalam kebanyakan kasus, penderita gangguan ginjal akut pada anak cenderung terjadi akibat adanya kelainan bawaan.
“Biasanya, gangguan ginjal akut, atau Acute Kidney Injury (AKI) pada anak-anak balita itu (terjadi) karena kelainan bawaan, karena ginjalnya kecil, atau enggak terbentuk bagus, atau bagaimana, tapi ini, anak-anak yang sebelumnya sehat. Tidak ada kelainan bawaan, tapi kemudian terjadi masalah ini,” jelas Piprim dalam konferensi pers itu.
Baca Juga: Agar Jantung Tetap Sehat, Ini Rekomendasi Ideal untuk Pola Makan
Ia pun meminta masyarakat agar tetap tenang dalam menyikapi munculnya kasus-kasus misterius itu. Ia pun mendorong masyarakat untuk tetap mengawal perkembangan kasus tersebut dari sumber-sumber informasi yang terpercaya, untuk menghindari informasi yang menyesatkan.
“Kadang-kadang, pada situasi-situasi seperti ini, banyak juga informasi-informasi yang simpang siur ya. Kita harapkan, masyarakat untuk tetap tenang, tetap waspada, (dan) tidak panik,” tegas Piprim.