Jakarta, Gatra.com - Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan, mengatakan komoditas hortikultura buah, seperti mangga mempunyai potensi besar untuk menambah pundi-pundi devisa negara melalui ekspor.
“Pascapandemi Covid-19, masyarakat seluruh dunia mulai menerapkan pola hidup sehat untuk menjaga stamina dengan menkonsumsi buah yang berserat dan mengandung vitamin,” ungkap pria yang akrab disapa Zulhas dalam keterangan resminya, Kamis (13/10).
Baca Juga: Kemendag Minta Bulog Beri Harga Kedelai yang Bagus untuk Petani
Zulhas menyebut, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor mangga Indonesia ke pasar global pada 2021 mencapai 3.112 ton dengan nilai sebesar US$4,56 juta. Adapun RI berada pada urutan ke-21 sebagai negara pengekspor mangga di dunia. Berdasarkan negara tujuan ekspor mangga, Singapura berada di urutan pertama dengan nilai mencapai US$1,18 juta, Kanada (US$0,76 juta), Amerika Serikat (US$0,63 juta) dan Vietnam (US$0,6 juta). Padalah, data impor mangga global mencapai US$4,2 miliar pada 2021.
“Dengan demikian, pangsa mangga Indonesia di pasar internasional masih 0,1 persen. Ini dapat menjadi peluang besar dalam peningkatan ekspor buah di Indonesia,” ucap Zulhas.
Lebih lanjut, Zulhas menyebut jumlah produksi mangga di Indonesia cukup tinggi, berada di urutan ketiga produksi tanaman buah terbanyak setelah pisang dan nanas.
Baca juga: Harga Global Anjlok, Mendag Ungkap Alasan Harga Kedelai Belum Turun
“Jumlah produksi mangga di Indonesia mencapai 2,8 juta ton lebih pada tahun 2021 yang sebagian besar dipasarkan di dalam negeri dan juga diekspor. Produksi mangga provinsi Jawa Barat sendiri mencapai 444 ribu ton dan menempati 3 posisi ketiga setelah Jawa Timur sebesar 1,1 juta ton disusul Jawa Tengah sebesar 457 ton pada tahun 2021,” papar Zulhas.
Pria yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu pun menyatakan kualitas buah-buahan produksi dalam negeri tak kalah saing dengan kualitas buah impor. Ia berharap peningkatan produksi buah dapat sejalan dengan peningkatan konsumsi buah masyarakat.
“Situasi itu akan mendorong petani lebih semangat berbudidaya, dan juga dapat meningkatkan pendapatannya dengan memproduksi buah sesuai kebutuhan masyarakat,” pungkasnya.