Malang, Gatra.com– Inna lillahi wa inna ilayhi rajiun. Sesungguhnya milik Allah dan sesungguhnya kepada Allah dikembalikan. Helen Priscella, 21 tahun, korban insiden Stadion Kanjuruhan yang sempat dijenguk Presiden Jokowi di ruang ICU Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang, Jawa Timur, akhirnya meninggal dunia, Selasa (11/10). Dengan demikian jumlah korban meninggal dunia menjadi 132 orang.
Helen adalah mahasiswi di sebuah akademi kebidanan asal Rt 2 RW 4 Dusun Banjarpatoman, Desa Amadanom, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang. Dia sempat beberapa hari menjalani perawatan di RS Cakra, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang sebelum akhirnya dipindah ke RSSA..
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy yang dikonfirmasi membenarkan kematian Helen. Pihaknya memang terus memantau para korban insiden Kanjuruhan yang masih dirawat di sejumlah rumah sakit. Pemantauan itu bagian dari aktivitas mitigasi bencana sosial.
Selain itu,Kemenko PMK juga melakukan trauma healing (peyembuhan trauma) terhadap korban, keluarga korban dan pihak-pihak yang terdampak. Menko Muhadjir sendiri melakukan upaya trauma healing dengan mengunjungi keluarga korban di wilayah Kabuaten dan Kota Probolinggo, Minggu (9/10).
Di samping dilakukan oleh instansi pemerintah, penanganan trauma healing juga melibatkan relawan. Misalnya Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang membentuk Posko Trauma Support Mobility. Rektor UMM Dr Fauzan mengatakan, dengan menggunakan posko bergerak, akan cepat dan mudah menjangkau sasaran. Karena tempat tinggal korban sampai jauh di luar Malang seperti Jember dan tinggalnya di pelosok desa.
Yang ditangani bukan hanya korban dan keluarganya tetapi juga pihak lain. Ternyata banyak pedagang juga yang terdampak. Malah ada sopir ambulans yang mengalami post traumatic stress disorder atau gangguan stres.
UMM memang sejak awal terlibat penanganan musibah kubro Stadion Kanjuruhan. Rumah Sakit UMM merawat sejumlah korban yang semua telah sembuh dan bisa pulang. Selain itu, juga mengirim tenaga medis dan relawan untuk membantu rumah sakit lain yang kewalahan.
Sebagaimana diberitakan musibah kubro (besar) atau insiden Stadion Kanjuruhan terjadi pada Sabtu (1/10/2022) malam saat berlangsung pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya dalam lanjutan kompetisi Liga Indonesia Baru (LIB). Dalam insiden itu 131 nyawa melayang, ratusan orang luka-luka. Para korban terdiri laki-laki dan perempuan, anak-anak berumur 4 tahun sampai orang tua. Dari kalangan penonton, pedagang asongan dan 3 orang polisi.
Insiden ini merupakan yang terbesar dalam sejarah sepak bola dunia dalam 40 thun terakhir. Melampaui tragedi Stadion Heysel Brussels tahun 1985 dalam pertandingan Liverpool melawan Juventus yang menewaskan 39 orang dan 600 orang luka-luka.