Jakarta, Gatra.com – Hasil survei Indikator Politik Indonesia menyatakan, mayoritas masyarakat umum memandang kualitas aplikasi digital buatan dalam negeri cenderung baik, dibanding dengan aplikasi digital buatan asing. Bahkan, persentase tersebut mencapai 60,4% secara general, baik di kalangan pengguna maupun non-pengguna.
“Mayoritas warga umum, 60,4%, baik pengguna maupun non-pengguna aplikasi digital berpendapat bahwa kualitas aplikasi digital buatan aplikator/inovator dalam negeri sangat bagus/bagus dibandingkan aplikasi buatan luar negeri,” jelas Peneliti Indikator Bawono Kumoro, dalam keterangan resminya, pada Selasa (11/10).
Bahkan, angka tersebut tercatat lebih tinggi di kalangan pengguna aplikasi dalam negeri, seperti Gojek, Tokopedia, maupun Traveloka. Tercatat, ada sebanyak 67% pengguna aplikasi digital tersebut yang menilai aplikasi digital dalam negeri cenderung baik atau bahkan sangat baik, dibanding aplikasi asing.
Baca juga: Indikator: Mayoritas Warga Nilai Akses Aplikasi Digital di Indonesia Sudah Merata
“Bahkan, di kalangan pengguna aplikasi digital, tingkat persepsi atas kualitas aplikasi digital buatan dalam negeri bahkan lebih tinggi mencapai 67% yang mengatakan bagus (ataupun) sangat bagus,” papar Bawono.
Untuk diketahui, Indikator juga mencatat kecenderungan perilaku digital masyarakat Indonesia dalam sebulan terakhir. Disebutkan, ada sebanyak 64% responden yang mengaku pernah menggunakan aplikasi digital untuk berbagai keperluan selama sebulan terakhir. Di mana, mayoritasnya, yakni 55% di antaranya, menggunakan aplikasi digital untuk belanja daring.
Baca juga: Apa yang Dapat Dilakukan Jika Temukan Indikasi Penipuan Bermodus Belanja Online
Di samping itu, berdasarkan distribusi wilayah, pengguna aplikasi digital cenderung terkonsentrasi di sekitar wilayah Barat Indonesia, terutama di Pulau Jawa, dan lebih khusus lagi DKI Jakarta dan Jawa Barat. Pulau Jawa memiliki konsentrasi penduduk hampir 60% nasional, dan lebih dari sepertiganya terkonsentrasi di DKI dan Jawa Barat.
“Oleh sebab itu, semakin padat penduduk, maka semakin kompleks aktivitas warga dan semakin tinggi kebutuhan terhadap barang dan jasa sehingga kebutuhan akan kecepatan bertransaksi serta konektivitas juga semakin tinggi,” terangnya.