Kiev, Gatra.com - Kementerian energi Ukraina mengatakan akan menghentikan ekspor listrik ke Uni Eropa (UE), menyusul serangan rudal Rusia pada infrastruktur energi sejak Senin.
“Serangan rudal hari ini, yang menghantam pembangkit termal dan gardu listrik, memaksa Ukraina untuk menangguhkan ekspor listrik mulai 11 Oktober 2022, untuk menstabilkan sistem energinya sendiri,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan di situsnya, dikutip Reuters, Senin (10/10).
Baca Juga: Serangan Rudal Rusia di Kota Ukraina Menewaskan 17 Orang
Rusia sebelumnya pada Senin meluncurkan serangan rudal paling luas di Ukraina sejak awal konflik, dan menghujani rudal jelajah di kota-kota dan melumpuhkan pasokan listrik. Presiden Rusia Vladimir Putin menilai serangan itu sebagai balas dendam atas jembatan Krimea yang diledakkan.
Putin menggambarkan ledakan jembatan Krimea sebagai 'aksi teror,' menuduh Ukraina pelaku peledakan.
Baca Juga: Rudal Rusia Hantam Infrastruktur di Pelabuhan Odesa Ukraina
Menteri energi Ukraina Herman Halushchenko mengatakan serangan terhadap sistem energi adalah yang terbesar selama berlangsungnya perang.
Dalam siaran TV, dia mengatakan bahwa serangan rudal Rusia telah mengganggu rantai pasokan komoditi.
Baca Juga: Rusia Hancurkan Gudang Sistem Rudal yang Dipasok AS di Ukraina
Pada bulan Juni, kementerian energi Ukraina mengatakan pihaknya berharap dapat menerima dana 1,5 miliar euro (US$ 1,45 miliar) dari ekspor listrik ke UE. Ukraina menjadi pasar ekspor utama bagi UE untuk energi sejak perang dimulai.
Rusia meluncurkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari. Rusia telah berulang kali membantah serangan terhadap sasaran fasilitas sipil.