Home Ekonomi BPS: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Terancam Anjlok, Bila Inflasi Tak Terkendali

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Terancam Anjlok, Bila Inflasi Tak Terkendali

Jakarta, Gatro.com – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono, mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia kemungkinan akan terganggu apabila tren inflasi tak terkendali. Adapun proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini mencapai 5,2 persen (yoy).

"Ada [gangguan proyeksi ekonomi] kalau inflasi terus tinggi, itu akan ganggu daya beli masyarakat," ungkap Margo usai menghadiri Bincang-bincang Regsosek di Jakarta, Senin (10/10).

Menurut Margo, saat daya beli masyarakat terganggu akan berdampak pada permintaan barang dan jasa. Akibatnya, inflasi naik dan pertumbuhan ekonomi melambat. Berdasarkan data BPS, inflasi RI pada September 2022 ini mencapai 1,17 persen (MoM), sementara inflasi tahunan sebesar 5,95 persen (yoy).

Baca Juga: Dunia Dilanda Krisis, Bagaimana Kondisi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia?

"Jadi yang dikhawatirkan begitu, inflasi tinggi sementara pendapatan masyarakat tidak naik setajam kenaikan inflasi," ucapnya.

Kendati demikian, dia menyebut, proyeksi ekonomi triwulan III tahun ini diprediksi masih aman. Hal itu terlihat dari aktivitas masyarakat yang masih stabil. Misalnya, masih aktif dan ramainya operasi bandara, mencerminkan aktivitas perekonomian menggeliat.

Sedangkan terkait ancaman resesi, Margo enggan menekankan kemungkinannya terjadi di Indonesia. Menurutnya, ekonomi Indonesia masih positif didukung oleh sumber daya alam yang melimpah, terutama pasokan pangan yang masih terkendali.

"Jadi kalau pangan kita cukup. Beda dengan negara lain yang ketergantungannya sangat tinggi dengan negara lain," ujarnya.

Baca Juga: Bank Sentral Jerman Melihat Tanda Resesi Berlipat Ganda

Kendati persoalan energi masih menjadi tantangan serius bagi Indonesia, kata Margo, itu menjadi beban fiskal negara semakin berat karena harus menggelontorkan banyak subsidi. "Itu yang harus kita hati-hati, persoalan energi," ucapnya.

Kenaikan harga BBM memberikan dampak kenaikan harga di seluruh aktivitas ekonomi dan inflasi. Hal itu tercermin dari beberapa harga komoditas yang sudah mulai merangkak naik.

"Tapi untungnya di bulan September kemarin, harga komoditas pangan itu terutama cabai, bawang merah itu produksi sedang bagus sehingga bulan September itu mengalami deflasi, sehingga secara keseluruhan itu inflasi enggak terlalu tinggi," katanya.

102