Jakarta, Gatra.com - Anggota Komisi X DPR RI Zainuddin Maliki apresiasi langkah cepat Menteri BUMN Erick Thohir bertemu Presiden Presiden Federasi Sepakbola Internasional (FIFA), Gianni Infantino di Doha, Qatar, Rabu kemarin untuk membicarakan sepakbola Indonesia pasca tragedi Kanjuruhan.
“Presiden utus Erick Thohir bertemu Presiden FIFA, menurut saya bagus juga,” kata Zainuddin saat dihubungi, Sabtu (8/10).
Pasalnya, tragedi Stadion Kanjuruhan ditengarai melanggar aturan yang telah ditetapkan FIFA. Olehnya itu, langkah cepat Presiden Joko Widodo alias Jokowi dan Erick Thohir patut diapresiasi, karena langkah cepat tersebut membuat FIFA tidak memberikan sanksi kepada Indonesia.
“SOP dari FIFA sudah jelas dan itu ditengarai ada pelanggaran, tapi langkah cepat (Jokowi dan Erick) tersebut membuat FIFA tidak memberikan sanksi kepada Indonesia. Masalahnya karena sepak bola yang masih jadi primadona yang banyak orang bergantung dari keberadaan dari sepak bola,” ucapnya.
Zainuddin menilai, pilihan Jokowi mengutus Erick Thohir bertemu Presiden FIFA sangat tepat, sebab pengaruh Erick Thohir di dunia sepakbola, khususnya di kanca internasional dimana mantan bos Inter Milan itu banyak dikenal oleh petinggi-petinggi FIFA karena pernah menjadi Presiden klub Inter Milan, Italia dan Presiden FIFA sekarang berasal dari Italia.
“Erick kan pernah punyak pengalaman memiliki klub Inter Milan, mungkin dari segi komunikasi lebih baik, jadi Erick dimanfaatkan oleh Presiden untuk melakukan lobi dengan FIFA. Erick Thohir juga kan berhubungan baik dengan presiden FIFA saat ini yang orang Italia juga,” tandasnya.
Menurut politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini, Erick Thohir mengetahui betul sepak bola sangat berpengaruh pada ekonomi Indonesia, karena disana ada banyak usaha rakyat yang terkena imbas apabila FIFA menjatuhkan sanksi berat ke sepak bola Indonesia.
“Pak Erick Thohir menyadari hal itu, karena pengaruhnya bukan hanya ke pemain, pelatih, PSSI, tapi punya banyak player efek, UMKM yang bergantung dari sepak bola, cetak jersey hingga perlu jadi pelajaran semua pihak,” ucapnya.
Zainuddin mengimbau agar para suporter klub-klub bola di Indonesia menjunjung tinggi sportifitas dan tanggungjawab. Olehnya itu, tragedi di Stadion Kanjuruhan dijadikan pelajaran ke depan oleh para suporter.
“Mari sportivitas dijunjung tinggi, pemainnya, suporternya, PSSI-nya harus junjung tinggi tangnggung jawab sportivitas. Saya kira ini perlu jadi pelajaran kita semua, berduka dengan kasus di Kanjuruhan,” jelasnya.
“Jaga olahraga primadona ini, buat saya kunci pertama itu menjunjung kejujuran, rasa tanggung jawab, sportivitas, kalau itu bisa maka akan terlahir sepak bola yang baik di indonesia,” ungkapnya.