Malang, Gatra.com - Saat ini ada 31 anggota Polri diperiksa tim audit investigasi Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) dalam mengusut kasus kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Puluhan anggota itu diperiksa karena diduga melanggar Kode Etik Profesi Polri (KKEP) dalam penangangan insiden di Kanjuruhan.
"Tim audit investigasi dari Irwasum dan Propam sudah memeriksa 31 anggota Polri, (pemeriksaan) berkaitan dengan pelanggaran kode etik," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di Malang, Jawa Timur, Kamis, (6/10).
Dedi mengatakan pemeriksaan ke-31 anggota tersebut belum selesai dan dilanjutkan hari ini. Hal tersebut sesuai arahan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk memeriksa lebih mendalam beberapa hal terkait kerusuhan itu.
"Kenapa demikian? karena, unsur ketelitian dan kecermatan harus jadi standar," ujar Dedi.
Baca juga: PCNU Purworejo: Ada Unsur Judi, Mesin Capit Boneka Haram
Dari 31 anggota itu, 10 di antaranya telah dicopot dari jabatannya. Mereka ialah Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat dan sembilan komandan di lingkungan Brimob.
Berikut daftar sembilan Komandan Brimob yang dicopot jabatannya :
1.AKBP Agus Waluyo, Komandan Batalyon (Danyon)
2.AKP Hasdarman, Komandan Kompi (Danki)
3.Aiptu Solikin, Komandan Peleton) Danton)
4.Aiptu Samsul, Danton
5.Aiptu Ari Dwiyanto, Danton
6.AKP Untung, Danki
7.AKP Danang, Danton
8.AKP Nanang, Danton
Aiptu Budi, Danton.
Dedi berjanji menyampaikan perkembangan insiden maut itu secara komprehensif hari ini. Dia belum memastikan waktunya.
Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pecah usai pertandingan Arema FC vs Persebaya, Sabtu malam, (1/10). Dalam pertandingan ini, Arema kalah dengan skor 3-2 dari Persebaya Surabaya.
Insiden bermula saat beberapa suporter Arema memasuki lapangan usai pertandingan tersebut. Tak beberapa lama, ratusan Aremania memenuhi lapangan Kanjuruhan.
Baca juga: PT LIB Masih Bungkam soal Tanggung Jawab Tragedi Kanjuruhan
Mereka mendatangi para pemain. Beberapa ada yang memeluk pemain tapi ada pula yang melayangkan protes. Polisi lantas menghadang para suporter itu. Pihak keamanan juga menggiring para pemain masuk ke ruang ganti.
Polisi tiba-tiba menembakkan gas air mata untuk membubarkan suporter yang masuk ke lapangan. Gas air mata itu tak hanya ditembakkan ke lapangan, tetapi juga ke arah tribun penonton yang kemudian memicu kepanikan suporter.
Berdasarkan data terbaru, sebanyak 131 orang meninggal dunia buntut insiden maut itu. Lalu, 29 orang luka berat, luka sedang 30 orang, dan luka ringan 406 orang.
Polisi telah meningkatkan status kasus ke tahap penyidikan. Kini, tim investigasi tengah mencari pelaku yang bertanggung jawab dalam kerusuhan tersebut.