Jakarta, Gatra.com – Menteri Koordinator bidang Perekonomian Indonesia (Menko Ekuin) Airlangga Hartarto memaparkan berbagai program pemerintah untuk mendukung usaha kecil, di Senayan, Rabu (5/10).
Dalam paparanya, Airlangga pertama kali memperkenalkan kredit usaha rakyat yang berkontribusi terhadap ketahanan pangan dan negara lain ingin mereplikasi program tersebut dan menjadi sorotan World Bank.
“Kredit usaha rakyat itu sangat berkontribusi terhadap ketahanan pangan jadi itu kemarin mendapatkan apresiasi juga dari FAO dan berbagai lembaga dunia,” kata Airlangga dalam P20 Indonesia yang digelar di Gedung Nusantara II DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat.
"Salah satu keberhasilan ekosistem kita di pangan ini salah satunya adalah pembiayaan yang murah. Ini beberapa negara ingin mereplikasi program tersebut, termasuk juga mendapatkan perhatian dari World Bank,” lanjutnya.
Airlangga mengungkapkan bahwa hampir semua working group dan engagement group penduduk yang terkait dengan substansi G20 sebagai Supreme Economic Forum dan tercipta usai krisis pada 1998 silam. Hal ini menurutnya selalu memberikan solusi ekonomi.
Ketum Golkar ini juga menyarankan bahwa sebaiknya deliverables yang ditargetkan pemerintah itu menjadi perhatian daripada para peserta mengingat bagaimana perkembangan geopolitik.
“Tentu di parlemen bisa lebih dibahas. Tetapi tentu pemerintah akan terus konsisten terhadap deliverables di sektor kesehatan, di sektor transformasi digital, di sektor energi dan ketahanan pangan,” sarannya.
Dari Forum G20, saat ini masih ada beberapa pertemuan menuju finalisasi. Namun, pemerintah harus menunggua Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan yang sedang menghadiri pertemuan di Washington.
Sementara Menteri Luar Negeri masih berada di Bali dan dari segi Sherpa masih ada empat kali putaran untuk mencapai Leaders’ Declaration.
“Leaders’ Declaration kita sudah menyisir jumlah formatnya dan yang berbeda Indonesia menyiapkan Deliverables tadi saya disampaikan contohnya untuk transisi energi yang berkeadilan dan juga affordable. Jadi, adil dan affordable bagi masyarakat,” katanya.
Dengan langkah affordable tersebut, yang dibicarakan antara lain salah satu adalah co-firing PLTU dengan amonia yang akan menurunkan jumlah karbon. Kedua, bicara karbon capture dan storag. Ketiga, financial model untuk early retirement dari PLTU yang tidak efisien dan sudah tua.
“Jadi, ini semua menjadi salah satu Deliverables. Kemudian di sektor kesehatan, kita membuat Financial Intermediate Fund yang sudah commit sekitar 1,4. Itu ship capital yang didorong ke depan dilanjutkan dalam kepemimpinan India,” jelasnya.
Saat ditanyakan apa saja infrastruktur yang sedang dikerjakan, Airlangga merespons, “Infrastruktur kita bicara mengenai infrastruktur digital, karena biar bagaimana kalau cross border daripada ecommerce, cross-border dari payment, jadi membutuhkan infrastruktur,” jawabnya.
Hasil pertemuan P20 akan dirilis pada hari ketiga. “Nanti hasil dari seluruh keygroup menjadi bagian daripada rekomendasi pemerintah,” tutupnya.