Jakarta, Gatra.com- Fans boy group KPop BTS, yang dikenal dengan nama Army berinisiatif melakukan penggalangan dana untuk bantu korban tragedi Kanjuruhan.
Hardyanti selaku inisiator proyek tersebut bercerita kepada Gatra.com soal penggalangan dana yang menembus Rp447.415.115 dalam waktu 30 Jam. Donasi tersebut telah ditutup pada Selasa (4/10) petang kemarin.
“Penggalangan dana ini sebenernya lebih ke inisiatif yang di sesuaikan dengan keadaan sih,” ujar Hardyanti kepada Gatra.
Baca juga: Update Tragedi Kanjuruhan: Korban Jiwa Bertambah 6, Total 131
Dana itu terkumpul melalui proyek hasil inisiasi BTS ARMY Project Lombok via laman kitabisa.com dan diberikan oleh 15.807 donatur.
Penutupan galangan dana itu juga berlangsung lebih cepat setelah sempat direncanakan dibuka hingga (16/10). Tak hanya lebih cepat, total bantuan yang didapat juga melampaui target awal, Rp15 juta. Karena terlalu melampaui penggalangan dana itupun di tutup. Tetapi Hardyanti menyebut banyak masyarakat yang meminta penggalangan dana tersebut di buka kembali.
"Awalnya kami menargetkan penggalangan dana ini hanya mencapai sebesar Rp15 juta lewat kerja sama dengan basis ARMY di kota-kota lain," jelas Hardyanti, Selasa (5/10).
Dengan target nominal yang jauh melampaui target, kini jumlah dana yang berhasil dikumpulkan proyek ini mencapai Rp420.390.217, melalui pantauan pukul 14.31 WIB.
Baca juga: Bentuk Posko Bantuan, LBH Pos Malang Fokus Sisir Keterangan Saksi dan Korban Tragedi Kanjuruhan
Oleh karena itu, Hardyanti dan rekan-rekannya harus bergerak cepat untuk menyalurkan jumlah dana yang sudah diterima.
Target penerima dana, menurut Hardyanti, akan berfokus utama kepada korban-korban luka dari yang ringan hingga yang berat. Mereka mengaku sedang melakukan pendataan korban, sehingga bisa ditetapkan masing-masing tingkat urgensinya.
"Rencananya akan kami tetapkan formulasinya untuk itu, semisal untuk tingkatan urgensi pertama korban luka berat yang di ICU kami tetapkan nominalnya Rp2 juta," ungkap Hardyanti.
Nominal tersebut juga akan diberikan kepada korban yang meninggal dunia.
"Sementara untuk korban ringan Rp1 juta dan nanti untuk luka ringan 500 ribu, dan sebagainya," lengkapnya.
Baca juga: Shock! BTS Umumkan Hiatus
Selain bantuan uang, ARMY juga akan melakukan konseling atau kelas hiling untuk anak-anak yang menjadi korban atas insiden tersebut.
Hardyanti memastikan tak bergerak sendirian. Ia berkoordinasi dengan ARMY di Malang yang akan turun langsung didampingi sejumlah relawan dari Aremania (suporter Arema) serta perwakilan resmi dari klub.
"Untuk menyalurkan dana kepada tiap keluarga yang terdampak, pihak ARMY di Malang akan langsung turun tangan dibantu dengan teman-teman relawan Aremania sama panpel (panitia pelaksana) Arema, tanpa melalui pihak kedua," lengkap Hardyanti.
"Awalnya kami mau menyalurkan dananya via instansi penggalangan dana, tapi karena kami berhasil mengumpulkan dana lebih besar dari instansi-instansi itu, jadi kami mau gerakkan ini sendiri," imbuhnya.
Hardyanti juga menjelaskan awal mula proyek dari base yang dibentuk sejak Oktober 2021 tersebut.
"Nah awal bikin base ini sebenarnya untuk merayakan hari ulang tahun setiap member BTS ataupun ulang tahun dari BTSnya sendiri," jelas Hardyanti.
"Tapi, kami biasanya melakukan bersamaan dengan misi-misi kemanusiaan, seperti penanganan isu lingkungan hidup kayak konservasi penyu, makan bersama dengan anak yatim piatu di panti asuhan, atau bikin warung makan gratis untuk ojek online," lengkapnya.
Sementara itu, proyek penggalangan dana untuk korban Tragedi Kanjuruhan adalah proyek pertama yang dilakukan tanpa ada perayaan ulang tahun member BTS.
"Ini [penggalangan dana korban tragedi Kanjuruhan] merupakan proyek ke-12 dari gerakan kami, yang dilakukan tanpa proyek perayaan ulang tahun member BTS itu," tukas Hardyanti.
Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, berlangsung usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya dengan skor akhir 2-3, pada Sabtu (1/10) malam.
Pendukung Arema yang tak terima klubnya kalah masuk ke area lapangan. Namun, polisi menembakkan gas air mata, sehingga penonton akhirnya berlari-larian hingga saling terinjak-injak menuju pintu keluar.