Moskow, Gatra.com - Presiden Vladimir Putin menyelesaikan pencaplokan secara resmi lebih dari 15 persen di Ukraina pada hari Rabu, tepat ketika pasukan Rusia berjuang untuk menghentikan serangan balasan Ukraina di sejumlah petak-petak wilayah.

Dalam perluasan terbesar wilayah Rusia, setidaknya setengah abad, Putin menandatangani undang-undang yang mengakui Republik Rakyat Donetsk (DPR), Republik Rakyat Luhansk (LNR), wilayah Kherson dan wilayah Zaporizhzhia ke Rusia.

Baca Juga: Referendum Rampung, Kini Para Pemimpin Wilayah Separatis Ukraina Tiba di Moskow

"Presiden Rusia Vladimir Putin telah menandatangani empat undang-undang konstitusional federal tentang masuknya Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk, Zaporizhzhia dan Kherson ke dalam Federasi Rusia," kata majelis rendah parlemen, dikutip Reuters, Rabu (5/10).

“Dia juga menandatangani undang-undang yang relevan tentang ratifikasi,” tambah majelis rendah parlemen.

Baca Juga: Lima Hari Referendum, Presiden Ukraina Pidato di PBB

Rusia mengumumkan pencaplokan itu setelah mengadakan, yang disebutnya referendum di wilayah-wilayah pendudukan Ukraina. Pemerintah Barat dan Kyiv mengatakan pemungutan suara itu melanggar hukum internasional, dan bersifat memaksa dan tidak representatif.

Daerah yang dianeksasi tidak semuanya berada di bawah kendali pasukan Rusia. Total klaim Rusia berjumlah sekitar 18 persen dari wilayah Ukraina, meskipun perbatasan yang tepat masih harus diklarifikasi.

Baca Juga: Pejabat Pro Rusia di Ukraina Klaim Menang dalam Pemungutan Suara Aneksasi

Peta kementerian pertahanan Rusia yang disajikan pada hari Selasa tampaknya menunjukkan penarikan cepat pasukan invasi Rusia dari daerah-daerah di Ukraina timur dan selatan, di mana mereka berada di bawah tekanan berat dari serangan balasan Ukraina.