Jakarta, Gatra.com - Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Johan Budi Sapto Pribowo menyebut tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu (1/10) silam, menjadi lembaran hitam dalam catatan olahraga nasional.
Oleh karena itu, di samping apresiasinya terhadap gerak cepat pemerintah, Johan pun menekankan akan adanya poin-poin yang perlu dievaluasi, demi mencegah hal serupa terulang di kemudian hari.
Ia pun menyebut proses penyelenggaraan pertandingan sebagai poin pertama yang harus dievaluasi. "Jadi proses penyelenggaraan yang terjadi kemarin, itu perlu dilakukan evaluasi secara mendalam, mana yang perlu diluruskan mana yang perlu diperbaiki," ujar Johan dalam konferensi pers, pada Senin (3/10).
Tak hanya proses penyelenggaraan, Johan juga menyoroti perlunya evaluasi terhadap proses pengamanan. Pengamanan selama laga itu pun, kata Johan, perlu dievaluasi secara mendalam.
Di samping itu, Johan juga menekankan kepada PSSI dan klub-klub sepak bola di Tanah Air, untuk senantiasa memberikan edukasi kepada masing-masing suporter. Hal itu guna menumbuhkan rasa sportivitas tanpa adanya kebencian.
"(Edukasi) untuk disadarakan bahwa olahraga adalah bentuk sportivitas, dan tidak boleh ada lagi kebencian. Menang dan kalah itu adalah hal yang biasa," tutur Johan dalam kesempatan tersebut.
Menurutnya, tidak ada yang salah dari mendukung klub favorit. Hanya saja, seorang suporter harus menyadari sejauh mana dukungan tersebut dapat diberikan.
Johan menekankan, evaluasi-evaluasi tersebut nantinya harus menelurkan suatu hasil. Terutama, dalam konteks yang terkait dengan pertanggungjawaban dan perbaikan.
"Perlu ada hasil, yang pertama, mana yang salah dalam konteks kemarin. Kalau perlu, ada kesalahan, (dan) itu bisa dipidanakan, maka di pidanakan," tegasnya.
Johan juga meminta, agar penanganan kasus tersebut tidak berhenti pada langkah evaluasi dan pembuatan tim semata, yang pada akhirnya tak membuahkan hasil yang jelas.
Ia juga mendorong perlunya evaluasi menyeluruh yang kemudian menghasilkan aturan-aturan yang dapat dipatuhi oleh semua pihak, termasuk mengenai proses penanganan yang ada di lapangan.
"Tiket sepak bola itu tidak bisa ditukar oleh nyawa, satu nyawa pun tidak boleh," tegas Johan.