Malang, Gatra.com– Kehadiran Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy ke Malang hanya kurang 10 jam dari terjadinya musibah kubro (besar) Stadion Kanjuruhan Malang, memberi ketenangan kepada kalangan Aremania (julukan suporter klub Arema FC).
“Kalangan Aremania, khususnya para korban merasakan betul mendapat empati dari Pak Muhadjir. Karena Aremania itu sangat gelisah dan merasa terpukul. Betapa tidak, sudah menjadi korban tapi masih dituduh yang bukan-bukan seperti brutal, menjadi pemantik kerusuhan,” kata Sudarmaji, Media Officer Arema FC, Senin (3/10).
Muhadjir membezuk korban yang dirawat di rumah sakit, meninjau stadion Kanjuruhan pasca-kerusuhan, dan memimpin rapat bersama Kapolri, Gubernur Jatim, Menpora, bupati dan Ketua Umum PSSI di pendopo kabupaten Malang, Minggu (2/10) malam. Praktis Muhadjir sejak pagi sampai malam hari mengurusi soal musibah kubro Stadion Kanjuruhan .
Sebagaimana diberitakan, musibah kubro yang terjadi Sabtu (1/10) malam telah menelan korban 180-an nyawa melayang, ratusan luka-luka, belasan mobil rusak. Musibah terjadi dalam pertandingan tuan rumah Arema melawan musuh bebuyutannya Persebaya Surabaya yang berakhir dengan kemenangan tim tamu 2-3. Pihak berwajib masih melakukan investigasi penyebab musibah. Tapi nitizen cenderung menganggap tembakan gas air mata aparat yang menyebabkan penonton di tribun utara, timur dan selatan panik berebut keluar sehingga chaos. Saat itulah penonton berjatuhan dan terinjak-injak.
Menurut Sudarmaji, Presiden Jokowi telah mengutus orang yang sangat tepat untuk menangani musibah kubro Stadion Kanjuruhan. “Dengan hadirnya Pak Muhadjir, kehadiran negara pada saat rakyat tertimpa musiba benar-benar bisa dirasakan. Pak Muhadjir itu sangat paham kultur Arema. Bukan hanya paham secara akademis tetapi paham secara realitas,” katanya.
Muhadjir memang dekat dengan Arema. Dia tinggal di Malang sejak pertengahan dekade 1970. Pada saat dia menjadi Pembantu Rektor III Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), memiliki tim sepak bola yang berintikan pemain-pemain Arema. Timnya itu mengangkat nama UMM karena sukses menjadi juara nasional kompetisi antarperguruan tinggi.
Dia dekat dengan salah satu pendiri klub Arema, Ebes Soegiyono. Ketika Soegiyono menjadi Wali Kota Malang, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Malang yang dipimpin Muhadjir mendapat kepercayaan menyusun konsep pembangunan Kota Malang yang terkenal dengan tagline “Tribina Cita Kota Malang” yaitu Malang kota pendidikan, industri dan pariwisata. Ia juga dekat dengan sahabat Arema, mantan Walikota Batu Edy Rumpoko. Walikota Malang saat ini, Setijadi juga mahasiswanya di UMM.
Lebih lanjut Darmaji mencontohkan, Muhadjir langsung menegaskan bahwa biaya perawatan korban ditanggung pemerintah. Yang meninggal mendapat santunan. Hal itu sangat menenangkan korban dan keluarganya. Mereka sangat bingung bagaimana pembiayaannya. Maklum banyak korban dari keluarga sederhana.
“Penegasan Pak Muhadjir bahwa musibah ini akan diusut tuntas itu juga memberi harapan masalahnya jelas sehingga Aremania tidak disudutkan dengan tuduhan-tuduhan yang tanpa dasar,” tambah Sudarmaji.