Cambridge , Gatra.com – Perusahaan farmasi Moderna Inc telah menolak untuk menyerahkan kekayaan intelektual kepada China, di balik pengembangan vaksin COVID-19, yang menyebabkan gagalnya negosiasi penjualannya di sana.
Financial Times melaporkan pada hari Sabtu, mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.
“Perusahaan farmasi yang berbasis di Cambridge, Massachusetts menolak permintaan China untuk menyerahkan resep vaksin mRNA-nya, karena masalah komersial dan keamanan,” tulis surat kabar itu, mengutip orang-orang yang terlibat dalam negosiasi, yang berlangsung antara 2020 dan 2021. Ia juga menambahkan bahwa pembuat vaksin masih tetap bersemangat untuk menjual produknya ke China.
Baca Juga: Moderna Umumkan Vaksin Baru Melawan Omicron
“Perusahaan telah menyerah pada upaya sebelumnya untuk mengakses pasar China karena permintaan China untuk menyerahkan teknologi sebagai prasyarat untuk dapat menjual vaksin di negara itu,” bunyi laporan itu.
Moderna belum menanggapi permintaan komentar.
Baca Juga: Gawat! Moderna Gugat Pfizer dan BioNTech Terkait Pembuatan Vaksin Covid-19
Reuters melaporkan, China belum menyetujui vaksin COVID-19 asing dan bergantung pada beberapa suntikan yang dikembangkan di dalam negeri.
Pada bulan September, Chief Medical Officer Moderna Paul Burton mengatakan perusahaan ingin berkolaborasi dengan China dalam memasok vaksin COVID-19, berbasis mRNA ke negara tersebut.
“Kami tentu akan sangat ingin bekerja sama dengan China jika mereka merasa ada kebutuhan akan vaksin di sana,” kata Burton dalam jumpa pers untuk wartawan di Asia.
Baca Juga: Pfizer dan Moderna Studi Vaksin COVID-19 Anak Usia 5 – 11 Tahun
“Saat ini, tidak ada kegiatan yang berlangsung, tetapi kami akan sangat terbuka untuk itu,” tambahnya.