Jakarta, Gatra.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyatakan akan segera mengirim tim ke kota Malang untuk melakukan pemantauan terkait insiden tewasnya ratusan suporter sepak bola pasca laga Arema kontra Persebaya yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Sabtu malam(1/10).
"Komnas HAM akan mengirimkan tim investigasi ke Malang," kata anggota Komnas HAM, Bela Ulung Hapsara di akun twitternya, beberapa menit lalu dan Gatra.com sudah diijinkan untuk mengutipnya.
Baca juga: Kanjuruhan Berdarah, Ratusan Suporter Tewas, PSSI akan Lakukan Investigasi
Seperti diketahui, telah terjadi kericuhan dan membuat bentrok ribuan suporter tuan rumah atau Aremania dengan aparat keamanan. Kemarahan suporter pun dibalas petugas dengan tembakan gas air mata ke arah tribun. Suporter panik, dan kocar-kacir. Saling berdesak-desakan beberapa penonton terinjak-injak.
Akibat insiden tersebut harus banyak memakan korban. Dalam update terbaru kepolisian, total 153 orang tewas yang berasal dari Aremania (151) dan petugas kepolisian 2 orang.
Menurut Beka, pihaknya sudah berkomunikasi dan berkoordinasi dengan beberapa pihak untuk mengumpulkan keterangan awal. "Selain informasi yang diperoleh dari media massa dan sosial media," katanya.
Baca juga: Tragedi Kanjuruhan, Sudah 153 Orang Dinyatakan Tewas, PSSI Larang Arema Main di Kandang
Sementara Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur Irjen Nico Afinta menyatakan pihak Kepolisian telah menjalankan protap (prosedur tetap) terkait penggunaan dan penembakan gas air mata dalam kericuhan Sabtu malam itu.
Alasan Nico menggunakan gas air mata karena terjadi penumpukan supportter yang berada di lapangan “menyerbut” masuk. Polisi akhirnya memutuskan untuk menggunakan gas air mata untuk menghalau serangan suporter, yang berbuat anarkistis usai merangsek masuk ke lapangan.
Meski akhirnya para suporter akhirnya berlarian menuju ke salah satu titik di Pintu 12, di Stadion Kanjuruhan. Akibarnya, suporter yang panik menyebabkan teradjinya penumpukan supporter. Sebagian diantaranya sesak nafas dan jatuh pingsan.
Baca juga: Geger! Petaka 1 Oktober, Rusuh Arema Vs Persebaya, 125 Suporter dan 2 Aparat Tewas, Ratusan Terluka
"Saat terjadi penumpukan itulah banyak yang mengalami sesak napas," kata Kapolda dalam konferensi pers di Mapolres Malang, Minggu pagi (2/10).
Nico menambahkan bahwa dari laporan sebanyak 42.288 penonton di tribun. Namun mereka tak seluruhnya turun ke lapangan. Sedangkan mereka yang masuk di lapangan ada sekitar 3.000 suporter tuan rumah.
"Seandainya suporter mematuhi aturan, peristiwa ini tidak akan terjadi. Semoga tidak terjadi lagi peristiwa semacam ini," katanya.